Jika dilihat secara parsial dan tidak radikal, kampus memanglah tempatnya pendidikan, sebagaimana para tokoh-tokoh cendikiawan dari kalangan teolog, filosof, sekarang mungkin disebut dengan tokoh pemikir, tokoh agama, tokoh pergerakan, atau barangkali ilmuwan, bisa dilihat dari panggungnya seperti Albert Einstein seorang fisikawan, dimana ia adalah seorang alumni Univeristas Zurich, di Swiss kalau tidak salah, dan Hassan Hanafi ia adalah tokoh pemikir, dan ia adalah alumni kampus ternama yaitu Universitas Kairo di Mesir. Dan dari tokoh agama (islam) seperti Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, yang mana ia adalah alumni kampus yang namanya masyhur hingga dini hafri yaitu Universitas Al-Azhar, Mesir. Dan dari Indonesia ada juga Soekarno, sang proklamator, dengan julukan singa podium, dan beliau adalah alumni Techninsche Hoge School, sekarang ialah ITB, di Bandung.
Lihat beberapa tokoh tersebut adalah alumni dari pada perguruan tinggi. Apakah mereka hebat? Tentu, menurut saya mereka hebat. Kalau demikian begitu kampus memanglah ajang pencetak manusia yang cerdas atau intelektual. Sekarang mari kita bedah secara radikal, kampus-kampus yang dahulunya masyhur sebagai ladangnya ilmu, pengetahuan, tetapi sekarang banyak muncul stigma-stigma tentang kampus, iya terkadang stigma tersebut memanglah benar, hal yang paling pokok menimbulkan stigma itu adalah the world of love atau dunia percintaan.
Dunia percintaan, sekarang lebih disemboyankan dengan kata bucin, bucinisme malah seperti sebuah ideologi. Dunia percintaan melanda semua kalangan, dari pemuda atau pelajar sampai dewasa atau dosen, sehingga rusak citra kampus hanya karena problematika itu.
Apakah bercinta salah? Jawaban sangat mudah, tentu tidak, bahkan Islam tidak melarang manusia untuk bercinta, tetapi perbuatan negatif yang mengatasnamakan cinta itu yang dilarang. Sekarang berapa banyak kasus-kasus mahasiswa yang terjerumus seks, hanya dengan kalimat pembuka cinta, hanya karena cinta monyet, ingin eksis dimedia sosial dengan hal unfaedah bukanlah pendidikan. Menamakan dirinya mahasiswa, berkiprah di Universitas elit, tetapi perlakuan tak mencerminkan demikian. Sungguh jauh dari kapabilitas sebagaimana mahasiswa dahulu. Mahasiswa dahulu dikenal sebagai pendobrak, mahasiswa sekarang dikenal sebagai apa? Bucins?
Saya jadi teringat perkataan yang apik dari seorang musisi yang bernama Frank Zappa beliau pernah berkata jika anda ingin bercinta pergilahlah ke perguruan tinggi, jika anda ingin pendidikan pergilah ke perpustakaan.
Semoga bermanfaat, kritik dan saran akan diterima selalu. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H