ASAL USUL NAMA KOTA JOMBANG
(Sebuah Studi Toponimi)
Kota JOMBANG menurut masyarakat awam sekarang berasal dari toponimi "Ijo-Abang" atau jika diartikan lebih jauh sebagai kota dengan karakteristik masyarakat "Ijo-an" (agamis) dan "Abangan" (moderat) yang hidup berdampingan secara rukun. Tidak ada yang salah dengan pemaknaan tersebut dan faktanya memang begitulah karakteristik masyarakat Kota Jombang.
Namun jika ditelusuri lebih jauh sebenarnya kata Jombang berakar dari istilah yang lebih kuno. Pada abad X, Pu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Medang ke Tamwlang yang lokasinya diperkirakan berada di Kota Jombang sekarang. Istilah "Tamwlang" tampak memiliki unsur monoftongisasi dengan istilah "Jombang", terutama pada suku kata "Mlang" menjadi "Mbang". Namun suku kata di depannya tampak jauh berbeda, dimana "Ta" terlalu jauh untuk dibentuk menjadi "Jo".
Prasasti Anjuk Ladang (937Ms) dapat memberikan informasi yang lebih mencerahkan. Dalam prasasti tersebut dikisahkan tentang peresmian Candi Sri Jayamerta dan peningkatan status dari Watek Anjuk Ladang menjadi Sima Swatantra (tanah perdikan bebas pajak). Salah satu bagian dari prasasti tersebut mencatat:
".... sima sira pu mahaguru i sang hyang dharmmaya ing kacaiwan ing tajung mwang sira pu goksandha i sang hyang dharma i jayamrta pangapa ..... "
Kutipan prasasti di atas menyatakan adanya seorang tokoh kepala keagamaan yang berasal dari Tajung Mwang yang bernama Pu Goksandha. Tajung Mwang ini adalah lokasi kasaiwan atau pusat keagamaan Sywa pada masa itu. Pada peristiwa itu Pu Goksandha diangkat pula menjadi pengelola tempat suci Candi Sri Jayamerta (Candi Anjuk Ladang).
Dalam buku "Babad Anjuk Ladang" karya Drs. Harmadi, diperkirakan lokasi Tajung Mwang tidak jauh dari lokasi Candi Sri Jayamerta yang terletak di Nganjuk. Mengingat statusnya juga sebagai pusat keagamaan (kasaiwan) negara, maka lokasinya pun diperkirakan tidak jauh dari ibu kota Tamwlang yang terletak di Kecamatan Tembelang - Jombang. Adanya kemiripan istilah “Tamwlang” dengan “Tajung Mwang” dapat menjadi pertimbangan bahwa dua wilayah ini sangat berhubungan dan berada pada jarak yang relatif dekat.
Penyebutan “Tamwlang” sangat mungkin disingkat hanya “Mwlang” dan diucapkan “Mwang”. Kata “Mwang” tampak berevolusi menjadi “Mbang” atau “Bang” yang dalam bahasa Sanskerta berarti tempat, kota atau negara. Sebagai pembanding perlulah dipertimbangkan adanya beberapa daerah di sekitar Tembelang yang memiliki unsur nama "Bang", misalnya Desa Jombang dan Ngimbang.
Sedangkan kata Tajung pada masa kuno identik dengan Wahuta Hujung atau Watak Hujung. Dengan demikian nama “Tajung Mwang” memiliki arti ujung dari ibu kota kerajaan, yaitu Keraton Medang yang pusatnya ada di Tamwlang. Sebagaimana umumnya dalam kebiasaan tutur, suatu nama pada suku kata awal biasanya hilang dalam pengucapan. Misalnya “Suharto” menjadi “Harto” atau “Kasembon” menjadi “Sembon”. Demikian pula dapat dipahami istilah “Tajung Muang” dapat diucapkan menjadi “Jung Mwang”.