Lihat ke Halaman Asli

Lintang Rona K.

Universitas Sebelas Maret

Apakah Kita Sudah Terbiasa dengan Kabar dari Palestina?

Diperbarui: 17 Oktober 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Apakah darah kami murah? Apakah warga sipil kami kurang layak dilindungi? Apakah hidup kami kurang suci? ... Apakah kalian sudah terbiasa dengan kematian kami?" tanya Riyad Mansour, Duta Besar Palestina untuk PBB. Pertanyaan tersebut sudah cukup menjadi tamparan keras bagi seluruh pasang mata di dunia yang sejak Sabtu, 7 Oktober 2023, telah menyaksikan genosida terhadap rakyat Palestina. 

 

Dilansir dari laman Al Jazeera hingga saat ini diperkirakan lebih dari 42 ribu warga Palestina di Gaza yang telah tewas, lebih dari 98 ribu orang terluka, dan sekitar 10 ribu orang yang hilang. Di dalamnya termasuk sekitar 16 ribu anak-anak, serta 125 Jurnalis terbunuh yang dihitung per 31 Juli sejak dimulainya genosida oleh Israel terhadap Palestina. 

Beragam dokumentasi mulai dari foto hingga video berseliweran di media sosial. Seluruh dunia menjadi saksi bagaimana rakyat Palestina menderaikan air mata atas kepergian orang terkasih, bagaimana mereka berusaha menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan, bagaimana perihnya menanggung lapar serta haus, bagaimana sakitnya menghadapi jarum bedah tanpa obat bius. Namun, di saat yang sama juga menjadi saksi betapa ucapan syukur tak henti terlontar dari mulut seiring dengan ketangguhan untuk tetap bangkit, dan pulih yang senantiasa menyelimuti mereka. 

Dunia juga menjadi saksi atas kejadian baru-baru ini, ketika Israel menyerang kawasan kamp tenda Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah pada Senin (14/10/2024). Beberapa media menyebutkan setidaknya empat orang tewas dalam kejadian ini. Salah satunya adalah seorang pemuda yang sempat terekam kamera saat terbakar hidup-hidup sementara orang-orang di sekitar terlihat begitu berusaha memadamkan api. Video tersebut tersebar secara masif di media sosial, mengantarkan kemarahan serta kesedihan warganet untuk menyampaikan protes atas kebengisan yang terjadi di Palestina.  

Tidak seharusnya kita merasa terbiasa membaca berita-berita seperti itu. Kabar mengenai angka korban yang terus meningkat, ledakan bom yang dijatuhkan lewat serangan udara, dan meluasnya pemukiman yang kini sudah menjadi rata dengan tanah bukanlah hal yang patut dinormalisasi. Jangan pernah dilupakan bahwa rakyat Palestina juga merupakan manusia yang berwenang atas haknya, sebagaimana kita dapat hidup dengan menikmati hari-hari tanpa takut adanya serangan, meminum air bersih tanpa harus mengantre, hingga berkumpul bersama dengan keluarga.

Oleh karena itu, kita tidak boleh berhenti pada tahap sekadar bersimpati dalam diam maupun berpikir tidak mampu melakukan kontribusi apapun atas alasan keterbatasan jarak dan lainnya. Sedikitnya yang dapat dilakukan adalah dengan menyebarkan keadaan di Palestina, meningkatkan kesadaran seluas-luasnya akan genosida yang sedang terjadi. Setiap suara yang memperjuangkan kebebasan Palestina sangatlah berarti. Partisipasi juga dapat dilakukan lewat donasi kepada pihak yang terbukti dapat mengantarkan bantuan langsung ke Palestina. Kemudian, yang paling penting adalah terus melakukan boikot terhadap produk yang memiliki afiliasi dengan Israel. 

Mungkin hanya tindakan sederhana yang dapat dilakukan, namun setidaknya aksi tersebut telah menjadi manifestasi dukungan terhadap kebebasan Palestina. Menjadi bukti bahwa bagi kita darah warga Palestina tidaklah murah, warga sipil mereka sangat layak untuk dilindungi, hidup mereka tidak kurang suci, dan sampai kapan pun kita tidak akan terbiasa dengan kematian mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline