Lihat ke Halaman Asli

Lintang Pualam

Puitis bukan hanya milik sang penyair

Puisi | Bayang Senja

Diperbarui: 3 September 2019   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik

Senja...

Saat mentari kembali ke peraduannya

Sinarnya yang kuning kemerah-merahan
Mengingatkanku akan bayang dirimu

Senja...
Dengan segala maha karya Tuhan di dalamnya
Ku terbayang kenangan manis saat ku mengejarmu
Laksana kupu-kupu terbang berlomba menghinggapi mawar

Senja...
Saat seharian ku habiskan waktu
Dan cahaya senja mengingatkanku tuk pulang
Cukupkah waktuku untuk dirimu, tuk bahagiakanmu

Ku takut bila nanti usiaku tlah habis
Waktuku terbuang sia-sia
Tanpa mampu bahagiakanmu
Hangatkan hatimu, sehangat cahaya senja

Dan senja...
Saat senja memisahkan kita
Kau genggam tanganku kuat
Seakan berat tuk lepaskan kepergianku

Senja menjadi saksi
Saat ku usap air mata yang mengalir dipipi
Pipi yang keriput dimakan usia
Selama usia cinta kita

Disaat usia senjaku ini
Aku hanya mampu berterima kasih
Terima kasih kau telah temaniku
Lengkapi hidupku, hingga tutup usiaku

Cilacap, 28 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline