Di sudut tenang wilayah Gunung Anyar Tambak, Surabaya, berdiri sebuah inisiatif yang mengubah wajah pendidikan dan literasi masyarakat sekitar. Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melahirkan sebuah inovasi yang tak hanya berbasis edukasi, tetapi juga menyentuh aspek seni dan budaya. Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak menjadi saksi bagaimana literasi dan kreativitas bertumbuh dari tangan-tangan muda yang berkomitmen pada perubahan.
Program ini diperkenalkan dengan nama yang sederhana namun penuh makna: pojok literasi. Dalam wujudnya, terdapat lima ruang kreatif yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri, yaitu Pojok Calistung, Pojok Kolase Diorama, English Corner, Pojok Seni, dan Pojok Film. Setiap pojok didesain untuk membangkitkan minat belajar masyarakat dengan pendekatan yang interaktif, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Di Pojok Calistung, anak-anak diajak untuk belajar dasar membaca, menulis, dan berhitung dengan metode yang sederhana namun efektif. Pendekatan ini memberikan kepercayaan diri bagi anak-anak yang sebelumnya mungkin merasa tertinggal di bidang pendidikan. Tidak hanya itu, pembelajaran diberikan dengan suasana yang penuh semangat, membuat mereka antusias untuk terus belajar.
Sementara itu, Pojok Kolase Diorama menawarkan pengalaman unik dalam bidang seni rupa. Anak-anak diajak membuat kerajinan tangan dari bahan bekas, seperti kardus, botol plastik, atau kertas bekas, yang diubah menjadi karya seni menakjubkan. Melalui kegiatan ini, mereka belajar menghargai lingkungan sekaligus mengasah kreativitas. Proses ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membuka wawasan anak-anak tentang pentingnya daur ulang dalam kehidupan sehari-hari.
English Corner menjadi daya tarik lain yang membantu anak-anak belajar dasar-dasar bahasa Inggris. Dengan fokus pada percakapan sehari-hari, kegiatan ini memberikan bekal komunikasi yang penting untuk masa depan mereka. Anak-anak diajarkan melalui permainan, lagu, dan aktivitas interaktif lainnya, sehingga bahasa Inggris tidak lagi terasa sebagai beban tetapi menjadi hal yang menyenangkan.
Pojok Seni memfokuskan diri pada pelestarian budaya lokal. Melalui pelajaran seni tari khas Indonesia, anak-anak diajak untuk mengenal dan mencintai warisan budaya bangsa. Mereka belajar gerakan tari tradisional yang sarat makna, yang tidak hanya menghibur tetapi juga menanamkan nilai-nilai kearifan lokal.
Tak kalah menarik, Pojok Film menyuguhkan pengalaman menonton film yang sarat edukasi. Film-film yang diputar tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan moral dan pembelajaran hidup. Anak-anak diajak berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam film, sehingga mereka belajar menganalisis dan memahami cerita dengan cara yang lebih mendalam.
Setiap minggunya, kegiatan di sekolah sungai ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Pengajaran tidak hanya berfokus pada satu bidang, tetapi mencakup berbagai aspek yang memperkaya wawasan anak-anak. Misalnya, mereka belajar membuat kerajinan, melukis, berkomunikasi dalam bahasa Inggris, hingga mengenal seni tari tradisional. Pendekatan yang holistik ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan potensi mereka di berbagai bidang.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitar. Kehadiran para mahasiswa UNTAG Surabaya tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga membangun kolaborasi dengan warga setempat. Program ini membuktikan bahwa pendidikan tidak harus berlangsung di dalam kelas formal; justru dengan pendekatan yang kreatif dan inklusif, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih efektif dan menyenangkan.