Lihat ke Halaman Asli

Cryptocurrency Kan Banyak yang SCAM? Ini Jawaban Cerdas Founder Cyronium

Diperbarui: 20 Juni 2018   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

twitter.com/cyronium

Dalam sebuah pertemuan bertajuk "Cyronium Meet Up" yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Jakarta. Seorang audiens menanyakan pertanyaan yang cukup menohok kepada Founder Cyronium.

"Bossman, bukan-nya bitcoin dan crpytocurrency banyak yang scam?"

Seketika audiens tersenyum bahkan setengah tertawa, entah karena merasa terwakili atau karena alasan lain.

Hal ini juga membuat Pak Mardigu Wowiek, Founder dari Cyronium yang saat itu menjadi pembicara utama, tersenyum seraya mengapresiasi pertanyaan tersebut.

Beberapa saat kemudian dia mulai memberikan jawaban, kurang lebih seperti ini.

Inilah pertanyaan yang banyak masuk di wall saya dan saya tidak salahkan. Memang dalam 5 tahun terakhir cryptocurency 93% adalah scam atau nilainya menjadi amblas.

Sekali lagi, pernyataan di atas tidak salah. Cryptocurency kita boleh diskusi panjang lebar tentang untung ruginya sepanjang malam namun sekedar pengingat, itu kita bicara di koridor cryptocurrency. Bukan bicara cyronium.

Cyronuium kalau bicara crptocurrency ngak ada pengaruhnya alias ngak nyambung. Jadi ya cyronium-nya akan diam saja tidak komentar. Mengapa? Karena cyronium bukan cryoptocurrency, bukan alat bayar. Bukan digital money!

Cyronium adalah CRYPTOASSET.

Jauh beda dalam hal pondasinya berbisnisnya karena cryptoasset ada astnya, ada "sector riil" nya. Di sisi lain yang namanya cryptocurrency pakai algoritm, bukan sektir riil. Tetapi keduanya ada kemiripan. Yang mirip adalah cara "transaksi jual beli" di bursanya.

Benar, bursa jual belinya sama, dan dimanapun bursa sama. Mau itu wallstreet saham, bursa komoditas, bursa valas forex, bursa bursa lainya, sama. Buying selling, harga floating. Semua bursa keuangan, bursa saham mengadopsi "free trade" pasar bebas, harga mengambang tergantung demand supply.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline