Lihat ke Halaman Asli

Lini Anisfatus Sholihah

Saat ini bekerja sebagai dosen Prodi Gizi di Universitas Negeri Surabaya

Gizi Unesa Goes to SMKS Roudlotun Nasyi'in untuk Pengabmas Cegah Sindroma Metabolik

Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen pribadi (Fotografer: M Irsyad)

Sebanyak enam orang dosen prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya dibantu oleh 2 orang mahasiswa dan alumni melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi ke SMKS Roudlotun Nasyi'in Mojokerto.

Kedatangan prodi Gizi ke SMK yang terletak di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur itu tidak lain untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat guna mencegah sondroma metabolik pada kelompok guru. Penelitian terdahulu telah banyak membuktikan bahwa kelompok guru berisiko tinggi mengalami sindroma metabolik, yaitu sebuah gangguan pada tubuh yang ditandai oleh sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan serangan penyakit diabetes mellitus, jantung, dan stroke. 

Kegiatan Pengabmas tersebut diketuai oleh Lini Anisfatus Sholihah. Dengan didanai oleh skema Pengabdian kepada Masyarakat Kebijakan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa, tim dosen rumpun Gizi Klinik tersebut tidak hanya melalukan skrining risiko metabolik sindrom melalui pengukuran status gizi namun juga melakukan kegiatan konseling. 

Para guru SMKS Ronas tampak antusias selama proses konseling berlangsung (Sumber: Dokumen pribadi. Fotografer: M. Irsyad)

Konseling dilakukan selama satu sesi yang berdurasi sekitar 30-60 menit bergantung pada kondisi guru. Kegiatan diikuti oleh sekitar 23 guru SMKS Roudlotun Nasyi'in. Selama proses kegiatan, para guru SMKS Rodulotun Nasyi'in atau yang biasa disingkat dengan nama Ronas ini sangat antusias.

"Saat ini, guru menjadi target program pengabdian kami karena angka obesitas atau kegemukan pada guru cukup tinggi dan trennya meningkat. Kegemukan dapat meningkatkan risiko sindroma metabolik. Apalagi, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa guru berisiko tinggi mengalami kondisi tersebut karena sering duduk lebih dari 4 jam sehari, gemuk, dan adopsi gaya hidup yang kurang sehat", ujar ketua tim pengabmas.

"Harapan kami dengan dilakukannya program skrining dan konseling gizi ini, para Bapak Ibu guru khususnya di SMKS Ronas ini memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan diet dan gaya hidup sehat sehingga terhindar dari sindroma metabolik".





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline