Salah satu hari besar umat Islam yaitu peringatan isra mikraj yang diperingati pada 27 Rajab. Masyarakat mulai menyebarkan berita peringatan acara tersebut, mulai dari pemasangan spanduk acara hingga slogan yang tersebar secara daring. Namun yang menjadi problematik yaitu kesalahan penulisan kosa kata isra mikraj secara rancu. Contoh kesalahan penulisan tersebut yaitu:
- Isra' Mi'raj
- Isra' Mikraj
- Israk Mikraj
- Isrok Mikroj
- Israk Mi'raj
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Isra Mikraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW. dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, langsung ke Sidratulmuntaha (di langit ke tujuh) pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu.
Kata "isra mikraj" merupakan serapan dari Bahasa Arab, menjadi bunyi tersebut karena Bahasa Indonesia tidak mengenal huruf hamzah () dalam padanan huruf Bahasa Indonesia. Menjadi bunyi "isra" karena lafal berubah dari pelesapan bunyi fatah () sehingga menjadi bunyi vokal (a) dalam Bahasa Indonesia.
Selanjutnya, pada kata "mikraj" merupakan serapan Bahasa Arab huruf ain () menjadi huruf konsonan (k) dalam Bahasa Indonesia sehingga kata tersebut menjadi "mikraj" dalam Bahasa Indonesia. Dengan memperhatikan beberapa kaidah di atas, menjadi terang alasan pemilihan bentuk kata "isra mikraj" dan menggunakan bahasa baku dalam ucapan hari besar Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H