Orang-orang sedang memeriahkan dan menyambut datangnya bulan ramadan. Karena ramadan merupakan bulan istimewa bagi pemeluk agama Islam. Dengan menyambut kedatangannya, orang Islam banyak memasang perayaan melalui akun sosial media milik pribadi tentang datangnya bulan Ramadan.
Hal yang menjanggal yang ditemukan adalah mengapa seiring banyak sambutan perayaan bulan Ramadan justru muncul pandangan jika ucapan perayaan mereka berbeda. Bukankah mereka merayakan hari yang sama? Mengapa penyebutan mereka berbeda?.
"Ramadhan, Ramadan, dan Romadhon". Kata tersebut terbaca berbeda pada perayaan yang sama. "Ramadan" merupakan bentuk baku dari bulan ke-9 Hijriah pemeluk agama Islam yang sudah akil balig diwajibkan untuk berpuasa. Sedangkan kata "Ramadhan dan Romadhon" merupakan bentuk tidak baku dari kata "Ramadan".
Kata "Ramadan" merupakan serapan dari Bahasa Arab, menjadi bunyi tersebut karena Bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi [dh]. Kata tersebut juga merupakan perubahan dari Bahasa Arab dengan lafal yang berbeda dan arti yang tetap. Lafal yang berubah dari pelesapan bunyi [] dalam bunyi harakat fatah sehingga menjadi bunyi vokal [a] dalam Bahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H