Lihat ke Halaman Asli

TOEFL "Aku Telah Berubah"

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah tulisan dari kawan tentang tes bahasa inggris palsu, dan saya juga tergerak untuk menulis tentang hal yang sama. Menjadi catatan bahwa saya bukan orang yang latar belakang pendidikannya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, namun sejak kecil saya dekat dengan ilmu bahasa. baik itu bahasa ibu kita bahasa Indonesia ataupun bahasa asing seperti bahasa Inggris. Saya bahkan harus jauh jauh ke Oregon State University untuk sekedar memperbaiki nilai TOEFL walaupun kemudian gak berubah juga (hhhheehee).Terus mencoba

Menilik ke tulisan teman sebelumnya, soal tes bahasa inggris yang digunakan pemerintah sebagai syarat penerimaan cpns yang saat ini lagi heboh dimana mana. Masalah yang dijadikan topik bahasa dari tulisan teman saya adalah tentang tes bahasa inggris yang dijadikan persyaratan adalah tes yang palsu.

Saya setuju dengan apa yang dikatakan teman itu dalam tulisannya bahwa, birokrat negara ini mungkin terlalu sibuk dengan urusan urusan yang lain. Yah saya gak kebayang saja sih ada sekian banyak jumlah PNS aktif di Indonesia yang kemudian membantu kinerja para atasannya, masa sih gak ada satupun yang bisa mengupdate atau menambah pengetahuan tentang seperti apa tes bahasa inggris yang asli dan dari mana asalnya serta seperti apa levelnya.

Sayangnya, kalopun ada yang punya update informasi tentang tes bahasa inggris seperti TOEFL, TOEIC dan IELTS, apakah mereka diberikan kesempatan untuk memberi masukan atau bahkan tidak sama sekali dilibatkan dalam perumusan kebijakan.

Beberapa waktu yang lalu saya sedang membuka sebuah group dagang online yang ada di satu situs jejaring sosial, dan apa yang saya temukan?saya mendapati iklan seseorang yang sedang mencari dimana bisa membeli sertifikat TOEFL? Setelah saya amati cukup lama respon dari iklan tersebut, saya mulai menemukan gelagat mencurigakan bahwa si empunya iklan tidak akan berniat untuk ikut Tes TOEFL melainkan ingin memilki sertifikat TOEFL tanpa harus mengikuti tes, bahkan respon respon dalam iklan tersebut juga mulai membahas soal pengaturan kesesuain harga dengan nilai tes yang dipesan.

Hal diatas bukan kejadian yang aneh di negara ini, atau bahkan di dunia. Uang palsu, Sertifikat tanah palsu, barang barang palsu dan hal hal palsu lainnya yang diperdagangkan demi mendapatkan keuntungan. Masalahnya kita beli sertifikat palsu dengan uang asli hasil kerja keras kita selama ini. Sayang sekali bila kita hanya menghargai kemampuan bahasa inggris kita dengan selembar sertifikat palsu.

Apa itu TOEFL?

Seperti yang sudah kita tahu bersama TOEFL adalah tes kemampuan bahasa inggris yang diciptakan dan dikembangkan oleh Educational esting Service atau ETS yag berlokasi di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat. Lembaga yang berdiri dua tahun setelah kemerdekan Indonesia ini, memang konsen ke bidang pengembangan pendidikan internsional. TOEFL, TOEIC GRE, dan SAT adalah beberapa contoh tes yang dibuat oleh ETS dan telah digunakan oleh banyak institusi dan negara.

Test of English as Foreign Language (TOEFL) adalah tes kemapuan berbahasa inggris yang dibuat oleh ETS untuk kepentingan akademik, dan biasanya menjadi salah satu syarat wajib bagi penerimaan mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi. Diatas saya menyebutkan beberapa jenis tes yang dibuat oleh ETS dan masing masing tes itu punya tujuan dan maksud yang berbeda. Jangan sampe salah tes yah...

Seiring waktu berjalan TOEFL mengalami perkembangan (emangnya sosmed doang yang bisa gaya) nah TOEFL yang awalnya meggunakan kertas sebagai media tes (Paper Based Test-PBT) lantas merubah formatnya menggunakan media komputer (CBT-offline) dan saat ini TOEFL hadir dengan menggunakan media internet (iBT-Internet Based Test). Nah saat ini yang berlaku internasional dan diakui oleh ribuan universitas diluar negeri sana adala TOEFL iBT yang bisa kta kebali dengan harganya yang lumanyun 2,1juta rupiah (kalo dolar lagi adem yah...) dan skala nilai 0-120. Info dalam website ETS juga sangat jelas mengenai update info soal reformasi dalam tubuh TOEFL yang jelas TOEFL tetap pada tujuan awalnya yakni akademik.

Nama TOEFL sendiri sebenarnya bukan nama umum yang bisa kemudian dipake oleh siapa saja, tanpa persetujuan dari ETS. Simbol huruf R dala lingkaran yang berada setelah nama TOEFL tentunya bukan ha yang tidak bermakna atau perbuatan iseng iseng ETS saja, mark R dalam lingkaran tersebut maksudnya adalah Registered Trademark, kalau mau lebih lanjut belajar tentang seperti apa Registered Trademark itu banyak lah artikel di mbah google yang bisa bantu kita lebih mengerti tentang apa itu.

Jadi kesimpulannya apapun bentuknya, siapapun institusinya dan dalam format seperti apa, TOEFL tidak bisa digunakan sembarang walaupun kemudian ada keterangan yang menyatakan sesuatu yang berisi nama TOEFL tersebut tidak diakui dan didukung oleh ETS. Tetap saja itu dikategorikan sebuah pelanggaran, terlebih sesuatu itu dibuat untuk dikomersilkan.

Ribet memang, namun begitulah hukum. Perbedaan kultur dan kepatuhan serta pengetahuan kita akan hukum memang menjadi hambatan hal tersebut diatas dapat dipahami. Salah seorang kawan saya bilang "TII lah !",(TII: this is Indonesia).

Untuk info saja, saat ini sudah ada bebrapa lembaga yag kena teguran dari ETS yang diwakili oleh pegacara ETS untuk Indonesia. Kalo sudah seperti itu kejadiannya baru pada sibuk ngurusin izin dan bla bla bla.

Sesering apapun informasi dan kampanye yag dilakukan akan sulit juga berubahnya ketika kita tidak bisa mengakui kesalahan diri sendiri apalagi harus berdamai denga diri sendiri. Jadi silahkan memilih jalan masing masing, semoga ke depan Pemerintah kita bisa lebih sering mengupdate info soal hal hal semacam ini. Buat catatan, masih ada ratusan bahkan ribuan anak ank bangsa diluar negeri sana yag enggan pulang ke tanah air karena tahu kalau belum ada hal besar yang berubah di tanah air beta. Viva La Revolutia

Semoga berkenan, silahkan dibaca, di-share atau dikomentari, seang bisa membuka ruang diskusi sehat dan membangun.

Terima Kasih, Madakaripura Hamukti Moksa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline