Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan kapasitas masyrakat Sumber Martani yang ada di Kota Surakarta dalam melakukan upaya mitigasi perubahan iklim. Dampak perubahan iklim semakin meluas yang memicu pada kerusakan lingkungan ekosistem sehingga menambah intensitas kejadian bencana yang perlu dipelajari dan diwaspadai. Otomatisasi merupakan hal penting bagi masyarakat perkotaan dalam mengembangkan tanaman melalui smart garden atau kebun cerdas.
Kapasitas masyarakat perkotaan menjadi penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim dengan menggunakan otomatisasi yang terhubung sensor di media tanam untuk penyiraman dan dukungan informasi suhu dan kelembaban udara.
Saat ini msayarakat di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Surakarta Martani mengelola secara manual dalam melihat indikasi pengelolaan langsung untuk mengambil keputusan. Hal ini memerlukan tindakan perbaikan dengan memberikan peningkatan fasilitas dalam mengelola penyiraman secara otomatis.
Metode yang pengembangan sebagai solusi adaptasi pengelolaan berbasis ekosistem menggunakan Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan informasi perbaikan dalam pengembangan platform yang berbasis pengguna. Komponen yang digunakan dalam smart garden antara lain sensor suhu, sensor cahaya, arduino serta berbasis mikrokontroler. Hasil dari kegiatan ini adalah berupa Smart Garden yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Masa beberapa tahun belakangan ini termasuk tahun ini akan menjadi rekor terpanas bumi karena efek gas rumah kaca yang mencapai rekor konsentrasi di atmosfer [2]. Kondisi lingkungan yang sangat panas yang terjadi pada suatu daerah dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman yang selanjutnya bisa menurunkan produktivitas tanaman Produktivitas tanaman yang menurun berupa kualitas tumbuh kembang tanaman yang buruk. Hal ini dapat dilihat dari daun yang kusam, berwarna kuning kecoklatan, serta muncul bintik-bintik pada daun [3].
Tanaman juga tampak terkulai dan tidak ditumbuhi bunga maupun buah. Bukan hanya faktor suhu yang sangat panas, produktivitas tanaman yang buruk dapat disebabkan karena faktor lainnya seperti luas tanah, keasaman tanah, pupuk, hama, dan kondisi irigasi [4]. Semakin besar luas lahan untuk menanam tanaman, maka tingkat produktivitas tanaman juga semakin baik.
Namun, penggunaan lahan yang semakin besar memiliki konsekuensi penggunaan faktor lainnya seperti benih, pupuk, dan pembasmi hama tanaman [4]. Derajat keasaman tanah memengaruhi pertumbuhan tanaman. Contohnya, tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam, maka akan banyak ditemukan unsur aluminium yang dapat meracuni tanaman [5].
Berdasarkan pemantauan dan evaluasi, diketahui bahwa salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penerima manfaat dalam penggunaan aplikasi adalah dengan mendorong mereka untuk menggunakan aplikasi untuk sehari- hari.
Pembuatan simulasi berdasarkan kondisi lingkungan real-time, proyek ini memaksa para relawannya untuk membiasakan diri dengan berbagai fitur dan menu yang tersedia di dashboard sensor. Untuk lebih membiasakan penerima manfaat dengan fungsionalitas dan fitur aplikasi system informasi, maka diadakan mengadakan pelatihan keterampilan untuk pegiat Smart Garden di Kalurahan Sumber, Banjarsari, Kota Surakarta.
Sistem ini menerapkan manajemen tata kelola lingkungan pada sisi efisiensi penggunaan energi yang membuat penyiraman tanaman secara smart yang diartikan sebagai metode penyiraman yang dibuat lebih otomatis yang diaplikasikan untuk melakukan pengairan pada tanaman dengan melakukan efisiensi penggunaan air melalui pemantauan debit air yang digunakan saat penyiraman dari aplikasi digital tertentu [7]. Smart garden menyediakan beberapa fungsi yang bisa memantau suhu dan kelembapan udara serta suhu dan kelembapan tanah. Beberapa hal yang berkaitan erat dengan smart garden seperti komponen dan penerapannya pada lokasi tertentu diuraikan secara rinci dalam artikel penelitian ini.
Kelompok Tani Sumber Mertani merupakan kelompok pertanian yang memilih untuk berfokus pada sayuran rumahan. Metode yang digunakan untuk penanaman menggunakan metode yang inovatif. Karena lahan yang terbatas, metode penanaman yang digunakan menggunakan pot, hidroponik, dan vertical garden [8]. Kelompok Tani Sumber Mertani berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian pangan di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan ruang yang ada.