Lihat ke Halaman Asli

TKI oh TKI

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertemu TKI di beberapa Negara yang menjadi tujuan TKI (yang saya maksud TKI kelas bawah, bukan jenis TKI berdasi), jadi punya perasaan yang campur aduk.

Di Malaysia,  di sini sangat jarang ketemu TKI. Kalaupun ketemu mereka seperti takut-takut (entah, mungkin kebetulan saya ketemunya yang ini).

Di Singapura, (sekali lagi, entah Cuma saya atau yang lainnya juga) di sini lebih jarang lagi ketemu TKI. Kalaupun ketemu, mereka seperti kerbau yang cocok hidungnya. Kelihatan penurut dan tolol banget.

Di kedua negara ini, TKI-nya takut diajak berkomunikasi. Padahal Cuma pingin kenalan, mereka pilih kabur.

Di Makkah dan Madinah, di sini di setiap sudut jalan atau tempat bisa ketemu TKI dengan bermacam-macam tipe.

Ada yang kelihatan penurut, ini TKI yang ada di Masjidil Haram dan Nabawi

Ada yang kelihatan ke-pede-an, ini TKI yang sudah puluhan tahun ngendon di tanah Arab. Dan sudah tahu tipu-tipu untuk bertahan hidup.

Dari informasi mereka, tipuan ini termasuk yang jadi PSK atau berpoliandri.

Di Hongkong dan Makau, di sini sama sekerti di Makkah dan Madinah, di setiap sudut kota bisa ketemu TKI. Rupanya TKI di sini lebih dibebaskan oleh majikannya. Bebas belanja ke super market, ngajak anak jalan-jalan, ini ketemu di pertokoan pas ngajak jalan-jalan anak majikannya. Atau ketemu saat menemani manula jalan-jalan, yang ini ketemunya di taman-taman kota, taman yang diperuntukkan untuk manula.

Kalau hari libur atau kalau mereka pas libur bisa ketemu di masjid, atau di taman (markasnya TKI kalau hari libur di Victoria park). di Hongkong dan Makau ada liburnya, bahkan liburnya bisa di nego sama majikan, kalau di Malaysia dan Arab liburnya tidak sebanyak di HK,

Yang jelas, di mana pun ketemu TKI di Hongkong ini, semuanya sangat senang ketemu teman senegara, dan kalau kita perlu sesuatu mereka sangat ingin membantu.

Dandanan TKI Hongkong juga agak berbeda dengan TKI Negara lain. Tampil sedikit trendy dan sedikit seksi/berani pakai baju terbuka,

Ada juga yang kalau dilihat dari dandanan dan gayanya, rupanya dia sedang menjadi PSK di Hongkong. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana dandanannya.

Secara umum, TKI di Hongkong dan Makau tampak lebih percaya diri daripada TKI di Malaysia dan Singapura. Jugatampak lebih kalem dari TKI di Arab.

Kalau di Jepang, agak jarang ketemu TKI, malah lebih sering ketemu pekerja migran yang dari Filipina.

TKI di Jepang sedikit beda dengan TKI di Hongkong. Di sini mereka tampak lebih ‘teratur’. Mungkin karena terpengaruh dengan sikap masyarakat sekitar.

Yang agak ‘ngelus’ dada, kalau ketemu mereka saat di pesawat yang menuju Indonesia, saat mereka mau mudik. Terutama kalau mudik berkelompok. Waduh kepedeannya muncul banget. Mulai bicara dan ketawa keras-keras, jorok (makanan pesawat dibuang kemana-mana), jorok kalau pakai toilet, bahkan (maaf) ngentut keras dan bau banget, itu pun masih dianggap lucu dan ketawa.

TKI yang pulang dengan pesawat resmi adalah TKI yang pulang dengan membawa uang. Emang, uang itu punya power untuk membuat orang berubah kepribadian.

Tapi ada juga yang miris melihatnya, ketemu TKI yang pulang dari Arab dengan menggendong bayi berwajah ‘Arab’. Prasangka baiknya, mungkin TKI ini ketemu jodoh orang Arab dan sekarang pulang kampung mau memperkenalkan anaknya dengan keluarga. Prasangka buruknya, mungkin ia salah satu korban perkosaan, seperti yang banyak diberitakan. Entah.

Perasaan miris juga muncul saat ketemu TKI pulang dari Malaysia yang terganggu mentalnya. Gerak tubuhnya sudah kaku, katatonik, jalan diseret dan masih banyak ciri-ciri orang yang terganggu mental dalam jangka waktu yang cukup lama. Di Indonesia, ia di sambut oleh petugas berseragam, mungkin BPTKI, entahlah. Rupanya cukup baik juga fasilitas pemulangan TKI yang bermasalah. Tapi yang lebih baik lagi jika mereka baik-baik saja, tidak ada masalah.

Yang jelas semua TKI yang saya temui, punya semangat kerja yang tinggi, mau belajar, ramah dan sangat membantu kalau kita perlu pertolongan mereka.



Selamat bekerja saudara-saudaraku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline