Dinasti Politik Ratu Atut besar sekali kekuasaannya di Banten. Meski diguncang kasus korupsi pasca ditangkapnya Tubagus Chaerawan alian Wawan dalam skandal suap Pilkada Lebak, dinasti Ratu Atut terbukti masih kuat. Ini nampak dari hasil Pilkada 2015, calon-calon dari dinasti Ratu Atut menang di banyak wilayah.
Pilkada Banten 2017 akan jadi momentum kebangkitan kembali dinasti ini. Andika Hazrumy, anak Ratu Atut jadi pendamping Wahidin Halim dari partai Demokrat sebagai calon wakil gubernur. Jika Andika jadi wakil Gubernur, sementara tahun ini adalah kesempatan terakhir Wahidin Halim untuk mencalonkan diri, maka di periode berikutnya tampuk kuasa Banten satu akan berada dalam genggaman Dinasti Ratu Atut dengan mudah.
Ancaman ini tentu merisaukan warga Banten. Kembalinya Dinasti berarti kembalinya kekuasaan korup yang sepenuhnya berada di tangan sebuah keluarga.
Kerisauan ini disuarakan juga oleh penulis kawakan Golagong yang adalah warga Banten.
Golagong mencemaskan kebangkitan Dinasti yang menggunakan cara-cara kotor dan fitnah untuk menangkan Pilkada 2017. Dalam tulisannya, Golagong menyebut bahwa pasangan Wahidin Halim-Andika menjalankan kampanye jahat. Kampanye jahat itu termasuk di antaranya adalah tuduhan bahwa pasangan Rano Karno dan Haji Embay sebagai komunis.
Tentu ini adalah tuduhan yang membabi buta dan tanpa dasar. Karena keduanya adalah tokoh muslim yang dikenal baik dan berasal dari keluarga besar muslim yang baik pula.
Tapi mungkin memang untuk mencapai tujuan-tujuan yang buruk dipakailah cara-cara yang buruk pula.
Serangan menggunakan isu komunisme terhadap pasangan Rano-Embay dipakai untuk memuluskan jalan bangkitnya Dinasti untuk menguasai Banten kembali.
Fitnah adalah perbuatan jahat. Tapi bagi kaum yang terbiasa menjalankan rencana-rencana jahat, mungkin fitnah adalah hal biasa. Karena tujuannya memang hendak menguntungkan diri sendiri, kalangan sendiri, dan menghancurkan pihak lain dengan segala cara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H