Lihat ke Halaman Asli

Linggar Rimbawati

Tidak punya jabatan

Episode Rindu: Petualang Cupu

Diperbarui: 26 Juli 2024   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Jakarta, 26 Desember 2022

Kutinggalkan kamar hotel ini dengan perasaan entah. Akan selalu kuingat tempat ini, aku bersumpah. Edelweis, kamar nomor 339. Tanggal hari ini. Dan hati yang kosong serta langkahku yang terseok.

Satu tahun terakhir ini, ternyata bukan apa-apa bagi Raka. Seharusnya, aku sedikit lebih pintar. Seharusnya aku tak membiarkan diriku berada dalam situasi busuk ini.

Taksi membawaku ke pintu sebuah gedung apartemen. Aku pulang. Dalam keadaan masih perawan.

"Jadi, kalian nggak ngapa-ngapain? Lagi?"

Va menyodorkan jahe merah panas andalannya. Minuman itu yang biasa dia buat untuk mengusir pengar di kepala.

"Boro-boro mau ngapa-ngapain. Dia aja nggak datang," keluhku nelangsa. Aku menatap tanaman entah apa di luar jendela yang selalu Va rawat dengan sayang.

Va memindahkan bantal ke pangkuannya.

"Padahal gue udah beliin morning pills buat lu. Lu kan nggak mau ada sekat apapun dengan dia," Va menatapku prihatin.

Aku menatap balik Va dengan air mata mengembang. Tangisku pecah akhirnya.

"Mungkin bukan dia orangnya, Du. Bukan dia orang yang layak. Lagian, hubungan kalian salah. Lu tahu itu," Va merengkuhku dalam pelukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline