Lihat ke Halaman Asli

Lika-liku Pendakian di Gunung Semeru Danau Ranukombolo

Diperbarui: 5 Mei 2024   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya dan teman saya sejak lama sudah sering berkelana untuk mandaki gunung, saya selalu terpesona dengan salah satu gunung yaitu oleh keindahan alam dan mimpinya untuk menaklukkan puncak tertinggi di Pulau Jawa, Puncak Mahameru, yang terletak di Gunung Semeru. Hari itu, dengan tekad yang bulat, saya memutuskan untuk memulai perjalanan epiknya.

Bersama dengan teman-teman saya, Syahrul dan Aka, saya mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mendaki gunung yang legendaris itu. kita mempersiapkan tenda, makanan, dan peralatan pendakian.

Perjalanan dimulai dari kaki gunung. saya, Syahrul, dan Aka bergembira, bersemangat untuk menghadapi segala rintangan yang menantang. Kami berjalan melintasi hutan yang rimbun, melewati sungai-sungai kecil yang jernih, dan menyaksikan keindahan alam yang memukau di sepanjang perjalanan.

Namun, semakin mendekati puncak, tantangan menjadi semakin berat. Cuaca gunung yang tak terduga menyulitkan perjalanan kita. Angin kencang, hujan deras, dan kabut tebal menghalangi pandangan kami. Tetapi, semangat kita tidak pernah padam.

Pada malam hari, kita berkemah di tepi danau Ranu Kumbolo. Suasana di sekitar danau yang indah membuat kita merasa seperti berada di surga. Kami saling berbagi cerita, tertawa, dan menguatkan satu sama lain. Itulah pesona kebersamaan dalam petualangan.

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan. Kita menghadapi jalur yang semakin curam dan berbatu. Setiap langkah diambil dengan hati-hati, dengan harapan bisa mencapai puncak.

Akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan dan menghadapi segala tantangan, kami tiba di puncak Mahameru. Dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan, kita berdiri di puncak tertinggi, menyaksikan matahari terbit dengan gemilangnya.

Namun, petualangan Kita belum selesai. Kembali turun dari puncak tidak kalah menantang. Dengan hati penuh syukur dan pengalaman berharga, Saya, Syahrul, dan Aka kembali ke pos pendakian. Meskipun tubuh kita lelah, namun semangat petualangan kami tetap berkobar. Petualangan berikutnya sudah menunggu yaitu mendaki gunung ijen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline