Lihat ke Halaman Asli

Indahnya Senja di Dermaga Kuin, Banjarmasin

Diperbarui: 13 Juli 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu cuaca sedang bersahabat tak tampak awan mendung yang menghiasi langit Banjarmasin seperti hari-hari sebelumnya. Saya pun memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak menikmati sore di kota seribu sungai ini. Tujuan saya adalah menikmati senja di pinggir Sungai Barito. Biasanya saya menikmati senja di Banjar Raya namun kali ini saya ingin melihat matahari terbenam di Kuin Utara, siapa tahu saya bisa mendapat pemandangan yang menarik disana.

Sedikit info mengenai Kuin Utara, kelurahan ini terkenal dengan sebutan Banjar Lama karena disinilah ibukota Kesultanan Banjar berdiri.  Masih banyak rumah-rumah tradisional berdiri di kawasan ini. Terdapat pula beberapa objek wisata utama Kota Banjarmasin seperti Masjid Sultan Suriansyah, Komplek Makam Sultan Suriansyah yang selalu ramai dikunjungi para peziarah selain itu terdapat juga Pasar Terapung Muara Kuin yang kini mulai pudar pesonanya.

Kembali ke perjalanan saya, sekitar pukul 17:00 wita saya berangkat. Lokasi Dermaga Kuin tidak jauh dari kediaman saya hanya sekitar 20 menit perjalanan mengunakan sepeda motor. Motor saya menyusuri Jl. Pangeran menyusuri pinggiran Sungai Kuin, melihat rumah-rumah panggung yang berdiri di pinggiran sungai yang merupakan pemandangan biasa di kota ini. Setelah beberapa saat, akhirnya saya sampai di Dermaga Kuin yang sore itu kondisinya tidak begitu ramai.

Di dermaga tersebut saya melihat beberapa warga yang asik mengobrol dan bersantai, ada pula yang sibuk mancing, ada yang menunggu kapal feri, dan aktivitas lainnya. Jika memandang jauh ke tengah sungai maka terlihat kapal-kapal tugboat yang menarik tongkang batu bara hilir mudik di tengah sungai. Taampak pula klotok dan perahu jukung yang turut meramaikan lalu lintas di sungai ini. Tidak jauh dari dermaga, tampak rumah-rumah panggung berderet sepanjang sungai. Rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu ulin tersebut telah berdiri bertahun-tahun menghiasi pinggiran Sungai Barito.

Di sore hari warga banyak yang keluar dari rumah untuk mandi. Baik orang dewasa, anak-anak, pria atau wanita mandi dengan nikmatnya tanpa memperdulikan orang yang mungkin melihat kegiatan mereka. Mereka asik membersihkan diri mereka di pinggir sungai terbesar di Indonesia. 

14329960061984642321

Selain menyaksikan aktifitas warga sekitar, hal yang menarik lainnya adalah saya bisa melihat aktifitas feri penyeberangan yang membawa warga serta sepeda motor milik mereka. Feri ini sangat sederhana hanya terbuat dari kayu dan kapasitasnya tidaklah banyak sehingga terkadang penumpang harus berdiri begitu mepet dipinggiran kapal. Tentu saja ini berbahaya tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh para penumpang khususnya saat pagi dan sore hari.

14329966981300275392

Begitu kapal merapat di dermaga, para penumpang satu persatu turun dari feri, ada yang berjalan kaki ada pula yang menaiki motor mereka. Saya tidak tahu dari mana mereka naik feri, mungkin dari seberang sungai mungkin juga dari tempat lainnya yang jelas feri tersebut telah mempermudah perjalanan mereka menyeberangi Sungai Barito..

1432998133210554219

Matahari semakin turun di ufuk barat, langit perlahan berubah menjadi kuning kemerah-merahan. Sekitar 50 meter dari dermaga, terlihat sebuah kapal yang tidak bergerak alias turun jangkar. Matahari yang posisinya berada di belakang kapal membuat efek siluet pada kapal tersebut yang membuat pemandangan kapal di atas Sungai Barito menjadi begitu indah. Waktu terus berlalu dan mentari pun berlahan menghilang dari pandangan.

14330792041194993181

Seiring cahaya matahari yang semakin pudar, saya pun bergegas mengakhiri kegiatan memotret matahari senja. Saya segera menuju motor  saya yang ada diparkiran dan kembali pulang ke rumah dengan membawa pengalaman baru dari perjalanan ini. Dari perjalan ini saya belajar bahwa banyak tempat menarik yang ada di dekat saya yang selama ini tidak saya perhatikan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline