DAMPAK KEHADIRAN AI TERHADAP PERKEMBANGAN SENIRUPA
Kecerdasan buatan (AI) merupakan bidang ilmu komputer yang berfokus pada menciptakan mesin atau sistem yang dapat meniru bahkan bisa melampaui kemampuan manusia dalam berbagai aspek, seperti belajar, berpikir, berkomunikasi, dan berkreasi. Dalam beberapa dekade terakhir AI telah berkembang dengan pesat, dan menunjukkan potensi yang luar biasa dalam berbagai bidang, termasuk dalam proses penciptaan senirupa.
AI dapat membantu seniman dalam proses kreatif, pembelajaran, dan distribusi, tetapi juga dapat mengancam kreativitas, orisinalitas, dan identitas seniman, serta kualitas, nilai, dan pemaknaan senirupa. AI juga dapat menimbulkan masalah etika, moral, dan tanggung jawab berkaitan dengan hak cipta, privasi, keamanan, ketimpangan, diskriminasi, eksploitasi, kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas senirupa.
Dengan kata lain AI telah memunculkan kontroversi karena adanya dampak yang signifikan bagi perkembangan senirupa, baik secara positif maupun negatif. Dampak positif AI bagi proses penciptaan senirupa antara lain :
- AI dapat membantu seniman dalam proses kreatif, seperti memberikan inspirasi, saran, atau bantuan teknis. Misalnya, menghasilkan gambar, musik, atau teks yang berdasarkan pada gaya, tema, atau preferensi seniman, atau dapat mengedit, meningkatkan, atau mengoptimalkan karya seniman dengan menggunakan algoritma atau teknik tertentu.
- AI dapat membantu seniman dalam proses pembelajaran, seperti memberikan umpan balik, evaluasi, atau kritik. Misalnya, mengukur kualitas, orisinalitas, atau relevansi karya seniman dengan menggunakan metrik atau kriteria tertentu, atau dapat memberikan saran untuk meningkatkan keterampilan, teknik, atau pengetahuan seniman.
- AI dapat membantu seniman dalam proses distribusi, seperti memberikan akses, visibilitas, atau pengakuan. Misalnya, membantu mempromosikan, memamerkan, atau menjual karya mereka dengan menggunakan platform, media, atau jaringan tertentu, atau membantu seniman dalam menjangkau, berinteraksi, atau berkolaborasi dengan audiens, kolega, atau komunitas tertentu.
Sedangkan Dampak negatif kehadiran AI bagi perkembangan senirupa antara lain:
- AI dapat mengancam kreativitas, orisinalitas, atau identitas seniman, karena AI dapat meniru, menyalin, atau menggantikan karya seniman dengan mudah, cepat, dan murah. Misalnya, AI dapat menghasilkan karya yang mirip atau sama dengan karya seniman yang sudah ada, atau dapat mengklaim hak cipta, kredit, atau menerima penghargaan atas karya yang dibuat dengan bantuan AI.
- AI dapat mengancam kualitas, nilai, atau makna senirupa, karena AI dapat mengurangi, menyederhanakan, dan menyesatkan aspek estetika, emosional, atau simbolis senirupa. Misalnya, AI dapat menghasilkan karya yang kurang memiliki keindahan, ekspresi, atau pesan, atau dapat menghasilkan karya yang tidak sesuai, tidak relevan, atau tidak sensitif dengan konteks, budaya, atau kebutuhan audiens senirupa.
- AI dapat mengancam etika, moral, atau tanggung jawab penciptaan karya senirupa, karena AI dapat menimbulkan, memperburuk, atau menutupi masalah, konflik, atau dampak sosial, politik, atau lingkungan senirupa. Misalnya, AI dapat menimbulkan masalah terkait dengan hak cipta, privasi, keamanan, ketimpangan, diskriminasi, eksploitasi, atau menutupi masalah kebenaran, keadilan, atau akuntabilitas sebuah karya senirupa.
Bagaimana Perupa dan Pemerintah Perlu Bersikap dan Bertindak
Perupa dan pemerintah perlu bersikap dan bertindak bijak, kritis, dan proaktif terhadap hadirnya kecerdasan buatan dalam proses penciptaan senirupa. Berikut adalah beberapa sikap yang perlu diambil perupa dan pemerintah dalam menyikapi hadirnya Al :
Perupa
- Perupa perlu bersikap terbuka terhadap kecerdasan buatan sebagai sumber inspirasi, bantuan, atau kolaborasi, tetapi juga perlu bersikap mandiri dalam menentukan gaya, tema, atau pesan senirupa yang ingin disampaikan, serta berani dalam mengeksplorasi, bereksperimen, atau mematuhi rambu rambu etika dalam penciptaan.
- Perupa perlu bersikap jujur terhadap keterlibatan kecerdasan buatan dalam karya mereka, baik sebagai alat, mitra, atau pengaruh, dan harus menghargai hak cipta, kredit, atau penghargaan yang layak bagi karya senirupa yang dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan, baik milik mereka sendiri maupun orang lain.
- Perupa perlu peduli terhadap dampak sosial, politik, atau lingkungan yang ditimbulkan oleh karya senirupa mereka yang menggunakan kecerdasan buatan, dan harus bertanggung jawab atas konsekuensi, risiko, atau masalah yang mungkin muncul dari karya mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemerintah
- Pemerintah perlu mendukung kehadiran kecerdasan buatan dalam senirupa, dengan memberikan fasilitas, pendanaan, atau pelatihan yang memadai bagi seniman yang ingin menggunakan kecerdasan buatan, serta memberikan penghargaan, apresiasi, atau promosi yang sesuai bagi karya senirupa yang menggunakan kecerdasan buatan.
- Pemerintah perlu membuat regulasi terhadap penggunaan kecerdasan buatan dalam senirupa, dengan menetapkan standar, aturan, atau pedoman yang jelas, adil, dan transparan bagi perupa yang menggunakan kecerdasan buatan, serta memberikan pengawasan, penilaian, atau sanksi yang efektif bagi karya senirupa yang menggunakan kecerdasan buatan.
- Pemerintah perlu memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait pemanfaatan kecerdasan buatan dalam proses penciptaan senirupa, dengan memberikan informasi, pengetahuan, atau pemahaman yang akurat, objektif, dan komprehensif, serta memberikan kesempatan, partisipasi, atau dialog yang inklusif, demokratis, dan kritis bagi masyarakat terhadap hadirnya kecerdasan buatan dalam dunia senirupa.
Dari uraian di atas, kesimpulan yang bisa diambil adalah :
- Kecerdasan buatan (AI) merupakan teknologi yang dapat meniru, bahkan melampaui kemampuan manusia dalam berbagai bidang, termasuk dalam proses penciptaan senirupa.
- AI memunculkan kontroversi dan memiliki dampak positif dan negatif bagi perkembangan senirupa, baik dalam hal proses penciptaan maupun produk senirupa yang dihasilkan.
- Perupa dan pemerintah perlu bersikap bijak, kritis, dan proaktif terhadap hadirnya AI, dengan mengambil sikap terbuka, mandiri, berani, jujur, menghargai, peduli, bertanggung jawab, mendukung, mengatur, dan memberikan edukasi kepada masyarakat.