Termasuk salah satu wisata kebudayaan di Semarang, bangunan ini didominasi warna putih yang ikonik dengan arsitektur khas kolonial serta jumlah pintu yang banyak. Sesuai namanya, berasal dari bahasa jawa yang artinya "seribu pintu". Apakah Lawang Sewu benar-benar dibangun dengan 1000 pintu?
Ternyata Lawang Sewu memiliki jumlah pintu sebanyak 928. Hampir mencapai seribu pintu, Lawang sewu dibangun secara bertahap mulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. dibangun dengan tujuan awal sebagai kantor administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu merupakan sebuah perusahaan kereta api swasta dari Netherland.
Destinasi satu ini berlokasi di Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Semarang, Jawa Tengah. Disana terdapat fasilitas umum seperti toilet, live music, sewa boot dan senter, mushola, hingga pemandu wisata.
Lawang Sewu beroperasional mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. Direkomendasikan pada waktu 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Untuk harga tiket masuk ke Lawang Sewu Semarang, pengunjung dikenai biaya
- Rp.20.000; Dewasa
- Rp. 10.000; Anak-anak
- Rp. 30.000; Wisatawan Mancanegara
(Harga Per 10 Januari 2022)
Bangunan Lawang Sewu sempat kosong pada tahun 1994 dan kembali digunakan pada 2006 hingga sekarang. Hal ini membuat stigma masyarakat Indonesia yang masih mempercayai hal ghaib kepada tempat yang sempat kosong ini sedikit horror. Hal tersebut ditambah beberapa bagian gedung terlihat tidak terawat sehingga kesan mistis menjadi kuat. Bahkan, pada 2006 lalu Lawang Sewu sempat menjadi lokasi yang mana diselenggarakan reality show misteri.
Suatu pengalaman saat berada pada Lawang Sewu (bukan mistis) adalah ketika berada di dasar bangunan udara sejuk dapat dirasakan. Namun ketika beradda pada bangunan yang semakin atas, udara dan hawa akan semakin panas.
Hal ini dijelaskan oleh pemandu bahwa bentuk ruangan paling atas disebut mirip dengan kapal yang terbalik, dan bagian dalam seperti cerobong atap. Di lantai dasar jarak atap dan lantai adalah 5 meter, semakin ke ruang atas jarak atap dengan lantai semakin sempit hingga sirkulasi udara tidak begitu lancar.
Bangunan Lawang Sewu diapit oleh dua buah menara kubah besar yang tinggi dengan hgaya ala bangunan belanda jaman dahulu. Ketika kita masuk kedalam gedung ini, jika pintu dari semua ruangan dibuka maka kita dapat melihat ruangan-ruangan hingga ke ruangan yang paling ujung.