Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Menjaga Lingkungan Tetap Bersih dan Sehat di Kala Pandemi Covid-19

Diperbarui: 31 Maret 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah semakin meningkat dikala pandemic Covid-19, dikarenakan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan pembelanjaan online dan menyetok bahan-bahan makanan sehingga setelah digunakan maka sampah-sampah tersebut akan menumpuk. Setiap rumah pastinya mempunyai stok sampah, jika sampah dari tiap rumah tersebut dibuang secara bersamaan dan berkala maka akan menyebabkan meledaknya sampah kemudian akan menyebabkan lingkungan tercemar karena penumpukan sampah hingga membusuk, didalamnya terdapat banyak penyakit yang akan menyerang masyarakat. Hal ini disebabkan karena sampah yang sudah membusuk mengandung banyak sekali bakteri dan virus yang siap menyerang manusia.

Masalah mengenai sampah ini tidak bisa kita sepelekan dan dianggap remeh, sampah membutuhkan perhatian serius dari masyarakat dan berbagai pihak yang bersangkutan. Karena sampahsaat ini masih menjadi persoalan yang bisa dibilang gagal dalam penanganannya. Hal ini juga dibuktikan oleh perolehan Indonesia sendiri yang menjadi penghasil sampah terbanyak nomor dua di dunia.  Maka dari itu, perhatian terhadap masalah ini harus ditingkatkan lagi.

Permasalahan sampah ini harus menjadi titik fokus masyarakat untuk ditangani karena dampak yang akan ditimbulkan oleh sampah tersebut akan berimbas pada  menurunnya kualitas kehidupan, kebersihan dan keindahan lingkungan dan potensi banjir akan semakin meningkat karena tidak menutup kemungkinan sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan menghalangi air sehingga akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan seperti banjir. Bukan hanya itu, sampah juga akan mencemari tanah dan air yang hal ini akan merugikan masyarakat apalagi orang-orang yang tempat tinggalnya dekat dengan area pembuangan sampah karena harus menghirup polusi yang dikeluarkan dari sampah karena aroma tersebut dapat mengganggu sistem pernapasan manusia.

Lingkungan yang kotor karena bertumpuknya sampah akan membawa banyak dampak buruk bagi manusia maupun terhadap lingkungan. Dampak bagi manusia yaitu seperti gangguan pernapasan, diare, tifus, disentri, penyakit kulit dan lain sebagainya. untuk dampak yang akan berimbas pada lingkungan yaitu seperti pencemaran air dan tanah mengingat bahwa tanah dan air merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.

Masyarakat seharusnya mempunyai kesadaran yang tinggi akan berbahayanya penumpukan sampah yang mempunyai banyak sekali dampak-dampak buruk. Sesuai dalam SDGs nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang bertanggung jawab. Masyarakat haruslah memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka konsumsi dan produksi, misalnya saja saat masyarakat mengonsumsi dan memproduksi sampah dari rumah, setidaknya mereka memiliki kesadaran untuk tidak membuangnya sembarangan apalag membiarkannya menumpuk hingga menimbulkan bau busuk yang mengundang bakteri dan virus.

Masyarakat setidaknya bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, bisa saja sampah-sampah tersebut dipilah sesuai dengan jenisnya. Hal ini akan mempermudah memilah mana sampah yang dapat didaur ulang. ketika ada permasalahan lingkungan, orang-orang haruslah menyelesaikannya dengan sikap mengubah gaya hidup, misalnya menjadi seorang vegetarian atau menghindari penggunaan plastic untuk mengurangi produksi sampah. Penerapan produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab perlu peran serta semua pihak, baik oleh pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat.

 Kesadaran masyarakat di Desa Pace, Dusun Sukmoilang, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur mengenai sampah sudah lebih baik dibanding beberapa tahun lalu. Tetapi tidak terlepas dari adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab penyebab menumpuknya sampah, Kondisi sampah di desa pace terbilang sudah cukup baik karena setiap minggunya masyarakat melakukan kerja bakti sehingga sampah-sampah yang ada di daerah pace minim dengan adanya kegiatan ini.

Mungkar (54) mengatakan bahwa penyebab masyarakat tidak membuang sampah pada tempatnya yaitu kesadaran yang masih kurang, kemalasan dari masyarakat, tidak mempunyai rasa bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, dan kurangnya fasilitas tempat sampah dari pihak desa. menurutnya masyarakat pace suka dengan kebersihan tetapi beberapa dari orang tersebut tidak mau ikut andil dalam proses pembersihan sampah seperti kerja bakti yang dilakukan pihak desa setiap bulan sekali.

Nindy (20) berpendapat bahwa perlu adanya tindakan tegas dari pihak desa bagi para oknum yang masih melanggar dengan tidak membuang sampah pada tempatnya.

Menurut Bagus (21) perlu diadakannya gerakan dari generasi muda untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya dan dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah. Selain itu, kesadaran pada setiap individu masyarakat juga sangat diperlukan.

Sumiyati (46) berharap bahwa pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas untuk penampungan sampah seperti mall sampah agar meminimalisisr pembuangan sampah ke sungai ataupun pembakaran sampar ditanah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline