Lihat ke Halaman Asli

Peloncoaan atau Perkenalan pada Mahasiswa Baru

Diperbarui: 24 Agustus 2015   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sekarang ini super peloncoan mendapat perhatian serius oleh semua kalangan di perguruan tinggi se-Indonesia. Mulai dari pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dan tentunya mahasiswa. Mengingat bullying dan perpeloncoan ini merupakan aturan yang dikeluarkan langsung oleh Menristek dikti, tentu ini menjadi acuan utama dalam proses pengenalaankehidupan kampus bagi mahasiswa baru. Sehingga proses penerimaan mahasiswa baru serta pengenalan Universitas dikawal secara ketat oleh pimpinan perguruan tinggi beserta pihak yang telah ditugaskan supaya terhindar dari tindakan dan perpeloncoan.
Perpeloncoan kepada mahasiswa baru dianggap tindakan kriminal dan melanggar hukum. Dapat juga diartikan bahwa perpeloncoan merupakan tindakan yang mencederai hak azazi manusia (HAM) dan mencederai harkat dan martabat untuk hidup yang diatur oleh undang-undang. Intinya undang-undang memberikan kebebasan bagi mahasiswa baru dalam bertindak dan bersikap melalui surat edaran aturan Menristek dikti.

Ini dilakukan guna mengenalkan siswa baru terhadap lingkungan barunya. Tapi sekarang seolah peloncoan itu adalah tindakan penindasan yang dilakukanoleh atasan di lingkungan sekolah. Seolah sekarang peloncoan adalah budaya.OSPEK atau sebut saja peloncoan, merupakan kegiatan yang justru berkebalikan dengan tujuan dibangunnya lembaga pendidikan, karena dalam praktiknya peloncoan lebih menekankan kepada kegiatan yang berbau militerisme, senioritas, arogansi, polahamba-tuan, dan semua hal yang sebetulnya tidak relevandengan sesuatu yang akan mereka (junior) terima nantinya pada masa-masa perkuliahan. Lihatsaja persyaratan yang harus dipenuhioleh junior ketika akan mengikuti proses peloncoanini, misalnya : untuk pria rambut harus cepak , untuk putri dikepang dua dengan pita warna-warni di ujungnya, membuat tanda pengenal dengan ketentuan-ketentuan tertentu (bahkan harus menggunakan rumus dan perhitungan matematis) yang cenderung menyulitkan, membawa makanan dan minuman dengan takaran berbelit-belit, dan masih banyak lagi syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh junior, yang sesungguhnya persyaratan itu tidak logis dan tidak terkait sama sekali. Jika ada salah satu syarat tidak dipenuhi, maka junior harus siap-siap menerima sangsi/hukumandari senior.

Bagi saya sendiri,OSPEK adalah budaya PEMBODOHAN yang terus dilestarikan untuk memenuhi kepuasan nafsu kekuasaan dan ekspresi agresifitas sekelompok orang semata dalam lingkungan pendidikan. Berikut ini 10 alasan mengapa OSPEK harus dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia :
1. OSPEK hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.
2. Pelaksanaan OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.
3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau darif aktorpsikologi. Mahasiswa yang tidak tidur atau pun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.
4. Pembuat ananeka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.
5. Thorndike, seorangahlipsikologipembelajaranmenyatakanbahwahukumantidakefektifuntukmeniadakansuatuperilakutertentu. Begituhalnyadenganhukumandansanksipada OSPEK tidakakanefektifmembuatseorangmahasiswauntukmenghilangkanperilaku-perilakuburuknya.
6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.
7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalashanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.
8. OSPEK memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.
9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan atau pun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.
10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam hidup mereka.
10 Alasan diatas sudah cukup untuk menghapuskan OSPEK dari sistem pendidikan di negara kita.Di satu sisi pembinaan yang dilakukan tentu mempunyai standar dan aturan pelaksanaan yang jelas agar isu perpeloncoan tidak menjadi ketakutan bersama bagi seluruh mahasiswa baru dan pimpinan perguruan tinggi negeri. Interaksi antara senior dan junior dalamkegiatan pembinaan dapat berjalan dengan baik. Tetap menjunjung tinggi nilai intelektualitas. Secara tidak langsung juga membantu mewujudkan komunikasi efektif sesama civitas akademika yang ada di lingkungan perguruan tinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline