Lihat ke Halaman Asli

Nasionalisme ala Gen-Z , Utamakan Internalisasi, Digitalisasi, dan Edukasi (IDE)

Diperbarui: 12 November 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Upacara bendera, salah satu bentuk nasionalisme (Dok. Universitas PGRI Madiun)

"Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain" (BJ. Habibie, Presiden ke 3-RI)

Generasi Z merupakan calon penerus kepemimpinan bangsa Indonesia di masa depan. Generasi Z lahir pada rentang tahun 1997-2012, merupakan generasi muda yang saat ini sedang berada di usia sekolah hingga memasuki dunia kerja (Agustina, 2023). Karakteristik antar generasi tentu berbeda dan mempunyai tantangan sendiri.

 Generasi Z mempunyai kelebihan lebih adaptif dengan teknologi, pengetahuan yang luas karena mudahnya akses informasi, terbuka terhadap perkembangan yang ada.

 Generasi Z juga mampu melakukan berbagai aktivitas dalam satu waktu atau multitasking (Dewi dan Najicha, 2022). Namun, generasi Z juga mempunyai kelemahan cenderung individualistis dan egosentris. dan tidak fokus terhadap satu hal. Selain itu, emosi yang cenderung labil dan bergantung pada teknologi. Hal ini akan berpotensi memicu konflik egosentris antar individu, perpecahan dan mengurangi nasionalisme NKRI.

Nasionalisme merupakan nilai vital di tengah keberagaman dan tantangan global saat ini. Nasionalisme adalah kunci untuk membangun dan memperkuat Indonesia sebagai negara yang kokoh dan maju. Hal yang harus ditanamkan secara holistik kepada generasi Z saat ini. 

Kemudahan akses informasi dan kecenderungan individualistik memicu generasi Z bersikap apatis, individualis dan kurang peduli terhadap peristiwa yang terjadi pada orang lain dan bangsa Indonesia sendiri. 

Banyaknya informasi yang masuk tanpa adanya proses filterisasi dan brainstorming dengan orang lain, menjadi jalan awal untuk masuknya ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila. Bahaya radikalisme, intoleransi, krisis identitas dan pluralisme sangat dekat dengan generasi Z saat ini (Mujahidah dan Dewi, 2022. Maka sangat diperlukan upaya preventif untuk menghindarkan generasi Z Indonesia dari isu-isu yang memicu perpecahan dan mengganggu stabilitas NKRI.

Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi Z dalam mewujudkan nasionalisme adalah tugas besar untuk semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pembentukan karakter nasionalisme berlandaskan Pancasila harus dibangun untuk menjadikan generasi Z sebagai generasi yang paham akan potensi dan tantangan bangsa (Apriliani et.al, 2023). 

Sehingga generasi Z dapat menjadi pemimpin masa depan yang cerdas, konstruktif, mempunyai karakter Pancasila dan memahami tantangan zaman. Gen Z harus menjadi agen perubahan yang membawa perubahan positif dalam masyarakat. Generasi Z diharapkan tidak hanya menjadi konsumen teknologi yang tanpa arah, tetapi harus menghargai keragaman budaya, suku, dan agama di Indonesia.

Nasionalisme bangsa dalam mencapai tujuan bersama perlu ditekankan di kehidupan sehari-hari. Kita perlu memahami bahwa kesatuan dan kebersamaan adalah pondasi yang kuat untuk meraih kemajuan. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila akan sangat membantu gen Z memahami betapa pentingnya Pancasila dan keutuhan NKRI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline