Lihat ke Halaman Asli

LINDA DWI SAFIRA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dokter Hewan Menjadi Garda Terdepan Dalam Menjaga Kesehatan dan Lingkungan Yang Lebih Baik

Diperbarui: 22 Desember 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: healthcarebusinessmailinglists.blogspot.com

Dokter hewan merupakan profesi yang membanggakan dimana profesi ini memiliki manfaat yang sangat luas bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Dokter hewan memberikan layanan kesehatan kepada beragam jenis hewan, mulai dari hewan besar, hewan kecil, unggas, hewan eksotik, satwa liar, satwa harapan, satwa akuatik, dan hewan laboratorium. Mereka telah menjadi pelopor dalam menangani hewan dan penyakit-penyakitnya, bertanggung jawab terhadap kesehatan hewan, serta turut berperan dalam kesejahterakan hewan dan masyarakat veteriner.

Tugas dokter hewan tidak hanya terbatas pada merawat hewan peliharaan atau ternak saja, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi tentang pentingnya kesadaran lingkungan dalam melestarikan keaneragaman hayati dan cara penanggulangan krisis lingkungan yang disebabkan oleh peternakan. Dengan demikian, dokter hewan memiliki kotribusi yang besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per Juli 2021, dari 54 Taman Nasional yang dikelola KLHK, lebih dari 50 persen telah terinvasi jenis tumbuhan invasif dan mempengaruhi populasi satwa endemis dan tumbuhan khas Indonesia. Jadi bisa dipastikan setengahnya (taman nasional) itu telah diinvasi oleh tumbuhan dan jenis-jenis invasif. Tidak hanya taman nasional, ada juga laporan dari BKSDA, jika tanaman invasif ini sudah mendominasi tumbuh di kawasan mereka. Menurut penelitian, terdapat lebih dari 300 spesies invasif telah menyebar di Indonesia.

Invasive Alien Spesies (IAS) adalah spesies yang diintroduksi baik secara sengaja maupun tidak disengaja dari luar habitat alaminya, bisa pada tingkat spesies, subspesies, varietas dan bangsa, meliputi organisme utuh, bagian-bagian tubuh, gamet, benih, telur maupun propagul yang mampu hidup dan bereproduksi pada habitat barunya, yang kemudian menjadi ancaman bagi biodiversitas, ekosistem, pertanian, sosial ekonomi maupun kesehatan manusia, pada tingkat ekosistem, individu maupun genetik. Spesies invasive ini memiliki kemampuan untuk mendominasi semua bagian ekosistem alami/ asli dan dapat menyebabkan spesies asli menjadi punah.

Spesies invasif ini terbagi menjadi dua yaitu hewan dan tumbuhan. Contoh hewan invasif yaitu kucing luar, tikus, luwak babi, kucing feral, bekicot, bunglon taman, ikan sapu-sapu, arapamia gigas dan lain lain. Hewan invasif ini berbahaya jika tidak dihentikan penyebarannya karena faktanya, terhitung predator invasif bertanggung jawab atas 58% penurunan populasi burung, mamalia, dan reptil di seluruh dunia. Adapun tumbuhan infasif yang berbahaya seperti, Mikania micranta (sembung rambat), Acacia nilotica (akasia), Lantana camara (bunga tahi ayam), dan Mimosa pigra (putri malu). Munculnya spesies ini menjadi kekhawatiran yang dirasakan oleh berbagai kalangan, seperti pemerintah, para penggiat lingkungan, dan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, dokter hewan memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian target dengan beragam metode yang diterapkan. Menganalisis terlebih dahulu alasan cepatnya penyebaran spesies ini. Setelah dilakukan analisis, dokter hewan perlu memahami alasan mengapa spesies ini sangat berbahaya jika penyebarannya tidak dihentikan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan terhadap mahluk hidup yang terkena dampak. Setelah proses dekontaminasi, langkah berikutnya adalah melakukan pemantauan agar tidak terjadi penyebaran lebih luas, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Selain itu, dokter hewan harus siaga jika spesies itu datang kembali sehingga perlu mengambil langkah-langkah eradikasi yang bertujuan untuk memusnahkan spesies tersebut dari daerah pengelolaan. Mengurangi spesies invasif secara signifikan melalui musnahkan infestasi, mengelola tumbuhan invasif dengan tujuan mengurangi dampak yang timbul secara ekonomi, lingkungan maupun sosial dari spesies tersebut melalui strategi pengelolaan yang ditarget. Melakukan monitor untuk mendeteksi perubahan yang signifikan dalam risiko spesies tumbuhan invasif.

Dokter hewan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat sebagai professional yang dipandang sangat penting. Dokter hewan dapat memainkan peran yang luar biasa dalam menjaga kesehatan lingkungan, khususnya dalam menghadapi serangan penyakit hewan yang muncul diera modernisasi. Dokter hewan lebih dari sekadar penyembuh hewan saja. Mereka menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan lingkungan, memerangi penyakit zoonosis, melestarikan keanekaragaman hayati, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keseimbangan manusia, hewan, dan alam. Dalam dunia yang semakin rentan terhadap ancaman kesehatan global ini, peran dokter hewan menjadi sangat vital. Mereka tidak hanya melindungi hewan tetapi juga melindungi lingkungan di sekitarnya. Dengan adanya kolaborasi yang lebih erat antara dokter hewan, ilmuwan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat, cerah, dan berkelanjutan bagi semua makhluk hidup dibumi.

Sumber :

Menlhk. (2024). Post border risk analysis. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. https://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/Post_Border_Risk_Aalysis-Book.pdf. Diakses pada 25 November 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline