Lihat ke Halaman Asli

Seharian Jalan-jalan di Bogor

Diperbarui: 4 April 2017   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14213999811632117299

Kami mau jalan-jalan tapi ogah jauh-jauh dari Jakarta. Ngobrol sana-ngobrol sini, semua setuju untuk menghabiskan 1 hari di Bogor. Sip! Dengan persiapan seperlunya, kami merencanakan untuk melancong di hari pertama liburan kami.

Berangkat dari Jakarta sekitan jam 9.30, sampai di Bogor menjelang jam makan siang. Tempat persinggahan kami yang pertama adalah jejeran jajanan di Bogor Permai. Ketika kami datang, cukup ramai pengunjung walaupun tempatnya tidak terlalu luas. Ada berbagai macam makanan yang dijual, mulai dari siomay, sotomie, sate Madura, sate Padang, sampai es sekoteng dan aneka jus buah. Saya mencoba setengah porsi sate ayam Madura. Bumbu kacangnya enak, dagingnya ukuran sedang. Saya mencicipi sepotong siomay, hmmm... Enak juga. Tempat jajan yang lumayan bisa mengganjal perut sampai jam yang pas untuk makan besar. Hehehe.

Perjalanan kami lanjutkan menuju tempat jualan asinan di Jl. Siliwangi. Saya memilih membeli asinan buah dan telur asin untuk oleh-oleh. Disini juga dijual beragam snack sampai tanaman hias. Teman saya tak tahan untuk tidak membeli tanaman hias yang lucu-lucu. Mumpung murah, katanya.

Sudah di Bogor, rasanya kok gak afdol kalo gak ke tajur. Hehehe... Walaupun salah satu dari kami hanya mau mencari gesper (ikat pinggang), kami ajak aja ke tempat kerajinan kulit dan sepatu ini sekalian. Tajur memang pas untuk keluarga yang ingin menghabiskan waktunya sekaligus tanpa perlu capek-capek. Yang mau belanja, silakan.... Yang mau makan, ada warungnya.... anak-anak yang mau main, ada tempatnya... Lengkap! Parkir juga luas, toilet, musholla, dan tempatnya cukup oke untuk berlama-lama nongkrong. Hanya saja, kalau tempat ini tidak dirawat dengan lebih baik, akan ditinggalkan pelanggan. Ketika kami kesana, penerangan di dalam toko tas agak kurang dan mulai tidak terawat. Gak kebayang kalau kami ke sini dalam keadaan ramai, pasti pengap. :(

Persinggahan berikutnya adalah Roti Unyil Venus. Ini roti kesukaan saya! Tipe roti rumahan dan ukurannya kecil-kecil. Pas banget untuk cemilan sore dengan secangkir teh atau susu panas. Hal yang menarik untuk saya di toko ini adalah sistem antriannya. Kalau biasanya kita mengantre dengan menggunakan nomor, disini dengan menggunakan nama pelayannya. Saya diberikan satu kartu, dengan sebuah nama yang tertera jelas akan membantu saya hari itu. Menurut saya cara ini efektif dan manusiawi, karena saya jadi bisa menyapa langsung mbak-mbak yang  dengan cakap melayani pesanan saya. Kebetulan saya membeli 1 boks isi 10 untuk oleh-oleh tetangga sebelah rumah, juga membeli 1 boks isi 20 untuk cemilan di jalan. Just in case we need it. Hmmm, kalau sudah soal roti (atau kue basah), saya menyerah! Yang ada cuma 'enak' atau 'enak banget.' Terima kasih, mbak Nur!

141928213513311145


Hari sudah semakin siang dan waktu sudah menunjukkan pk. 14.30. Pantas saja perut mulai keroncongan. Kami meluncur ke Saung Mirah di dekat Hotel Pangrango. Restoran ini menawarkan menu Indonesia dan ada pilihan untuk duduk lesehan (sepertinya hampir semua restoran di Bogor ada lesehannya). Kami memilih ikan goreng, ayam bakar, karedok, cah kangkung, tempe tahu goreng, cumi saos Padang. Kalap? Gak juga... Yang penting cukup untuk perut naga kami berdelapan! Hahaha. Tentunya, tak ketinggalan lalapan dan sambal dadak (yang walaupun kurang pedas menurut lidah saya, tapi cukup lah membuat saya menghabiskan 3 centong nasi).

Di Saung Mirah ini juga, ada es krim Brasil yang buatan Indonesia itu dan terkenal karena keanekaragaman rasanya. Saya pernah mencoba rasa cokelat, kacang hijau dan rujak.... Enak semua. Siang itu saya memilih rasa kelapa muda, gak kalah segarnya! :)

14192824541040721478


Tujuan berikutnya adalah tentu saja Macaroni Panggang (MP) yang letaknya tak jauh dari Saung Mirah. Setiap ke Bogor, saya selalu menyempatkan diri kemari, karena tempatnya asik buat nongkrong dan menunya juga enak, jadi betah berlama-lama kalau sedang tidak diburu waktu. Macaroni yang dijual disini terasa pas di lidah Indonesia saya, karena tidak terlalu milky/creamy, ditambah lagi taburan keju yang ikut dipanggang bersama macaroni nya. Dalam satu gigitan macaroni, saya bisa merasakan kelembutan macaroni sekaligus krenyes-krenyes si keju kering. Macaroni ukuran kecil bisa dinikmati berdua. Harganya pas. Kami sendiri membeli untuk dibawa pulang, lalu nongkrong sejenak sambil menikmati suasana restoran dengan desain interior dan eksterior Belanda.

1419282544300137241


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline