Lihat ke Halaman Asli

Linda Nurlinasari

Content Writer~Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Membaca di Era Digital, Bagaimana Teknologi Mengubah Kebiasaan Literasi Kita? Yuk Simak!

Diperbarui: 25 Desember 2024   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber Gambar : I.Stock

Di era modern ini, teknologi telah membawa perubahan besar dalam hampir setiap aspek kehidupan, termasuk cara kita membaca. Jika dulu membaca identik dengan membuka halaman-halaman buku fisik, kini membaca sering kali dilakukan melalui layar ponsel, tablet, atau komputer. Transformasi ini menghadirkan berbagai peluang sekaligus tantangan dalam mempertahankan kebiasaan literasi.

Salah satu perubahan yang mencolok adalah kemudahan akses informasi. Dalam hitungan detik, kita dapat mengakses buku elektronik, artikel, atau jurnal ilmiah dari berbagai penjuru dunia. Teknologi memungkinkan semua orang, tanpa memandang lokasi geografis, untuk memperoleh bacaan berkualitas. Namun, kemudahan ini juga membawa konsekuensi: banyak orang tergoda untuk hanya membaca cuplikan informasi tanpa mendalami isinya. Kebiasaan membaca sekilas ini, yang sering disebut skim reading, memengaruhi kemampuan membaca kritis dan pemahaman mendalam.

Selain itu, media sosial memiliki peran signifikan dalam membentuk pola literasi. Platform seperti Twitter dan Instagram menghadirkan konten pendek yang mudah dicerna. Meskipun bermanfaat untuk mendapatkan informasi cepat, hal ini juga menggeser preferensi pembaca dari teks panjang ke format singkat. Akibatnya, tingkat kesabaran membaca teks yang kompleks semakin menurun.

Namun, era digital tidak sepenuhnya membawa dampak negatif. Banyak aplikasi dan situs yang dirancang untuk mendorong kebiasaan membaca, seperti aplikasi perpustakaan digital atau platform diskusi buku. Teknologi ini membuka peluang bagi komunitas literasi baru untuk terbentuk dan berkembang.

Kunci untuk tetap menikmati membaca di era digital adalah menemukan keseimbangan. Penting untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu tanpa kehilangan esensi dari membaca itu sendiri: menikmati prosesnya, memahami maknanya, dan mengembangkan wawasan. Membaca bukan hanya soal menyerap informasi, tetapi juga memperkaya jiwa dan membuka pintu menuju dunia baru yang penuh inspirasi.

Artikel ini adalah ajakan untuk kembali merenungkan kebiasaan literasi kita di tengah perkembangan zaman. Apakah kita telah membaca dengan benar, atau hanya sekadar melintas tanpa makna? Dunia digital mungkin telah mengubah caranya, tetapi tujuan dari membaca tetap sama: membangun pemahaman yang lebih baik tentang diri kita dan dunia di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline