Lihat ke Halaman Asli

Linda Nurlinasari

Content Writer~Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Inilah Sejarah Masjid Demak dan 5 Keistimewaannya, Yuk Simak!

Diperbarui: 29 Maret 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Agung Demak, Kampung Kauman, Bintoro, Demak, Jawa Tengah DOK. Dinas Pariwisata Kabupaten Demak(DOK. Dinas Pariwisata Kabupaten Demak) 

Salah satu masjid yang paling bersejarah di Indonesia sekaligus masjid tertua di Indonesia ialah Masjid Agung Demak. Masjid ini terletak di Kauman Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung Demak ini berdiri pada abad ke-15 M atau 1401 saka. 

Berdasarkan ahli sejarah bahwa Raden Patah merupakan salah satu pendiri Masjid Agung Demak. Raden Patah merupakan sosok pangeran Majapahit dan juga pemimpin pertama kesultanan Demak. 

Meskipun memang sebagai masjid tertua namun, bangunannnya masih sangat terlihat istimewa dan kokoh. Bahkan, menjadi masjid yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan atau penziarahan dari Indonesia bahkan Mancanegara. 

Dengan banyaknya pengunjung dari berbagai daerah bahkan dari mancanegara ingin melihat keistimewaan dan keunikan yang dimiliki Masjid Agung Demak ini, nah penasaran dengan berbagai keistimewaan Masjid Agung Demak? Yuk mari simak! 

1. Pintu bledek sebutan dari pintu utama masjid Agung Demak

 Pintu bledek, Cukup terdengar sangat unik bukan? Tentu saja pasti banyak yang bertanya mengenai mengapa pintunya dinamakan bledek. Ternyata, dibalik keunikan nama pintu utama masjid Agung demak itu ada sejarahnya, pintu tersebut merupakan salah satu karya Ki Ageng Selo yang mana beliau merupakan wali yang pada saat itu sebagai wali penangkap petir. Hal ini terjadi sekitar tahun 1446 Masehi. Selain itu, pintu ini juga terbuat dari kayu jati yang dipahat dengan bentuk dua kepala naga dan dalam budaya Jawa dapat dikenal sebagai symbol Condro Sengkolo (penanda waktu). 

2. Tatal sisa ketaman dibuat untuk tiang penyangga masjid Agung Demak 

Jika kita lihat sekilas sebetulnya masjid ini terlihat sama saja seperti masjid lainnya. Tiang tatal ini dapat disebut juga Saka karena pada saat itu dibuat oleh beberapa sunan – sunan seperti Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Djati, Sunan Bonang dan Sunan Ampel. Kayu yang dibuat pada awalnya hanya dari serpihan kayu yang tidak utuh. Kemudia serpihan-serpihan kayu tersebut disatukan sehingga terbentuk utuh dan dapat menjadi tiang yang kokoh hingga saat ini. 

3. Atapnya berbentuk limas serta menyerupai Pura seperti tempat ibadah agama Hindu

 Keistimewaan lainnya yaitu dibagian atap masjid Agung Demak karena memang bangunannya itu mirip dengan pura. Desain bagian atap masjid Agung Demak ini perpaduan antara bangunan Majapahit. Jadi, pada bagian atapnya dibuat bertumpuk 3 yang memiliki arti dari aspek Iman, Islam, dan Ihsan. Berdasarkan ahli sejarah menyebutkan salah satu tingkatan dari atap tersebut mirp seperti intip (kerak nasi) yang dibuat oleh Sunan Kaljaga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline