Lihat ke Halaman Asli

Linda Erlina

Blogger and Academician

Gigihnya Suryani Dalam Menyuarakan Keadilan Dalam Film "Penyalin Cahaya"

Diperbarui: 9 April 2022   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suryani dalam Penyalin Cahaya (ttps://id.wikipedia.org/wiki/Penyalin_Cahaya)

Pelecehan seksual acapkali terjadi pada perempuan, meskipun laki-laki juga bisa mengalaminya. Berbagai bentuk pelecehan seksual yang bisa terjadi misalnya mulai dari godaan, cuit-cuitan ketika sedang di jalan, sentuhan fisik di daerah tubuh wanita dan yang paling parah adalah jika sampai diperkosa dan disiksa atau bahkan sampai dibunuh.

Menyuarakan pelecehan yang dialami tidaklah mudah. Banyak stigma masyarakat yang membuat enggan menuturkan kejujuran apa yang dirasakan saat menjadi korban pelecehan. Malu, takut dan juga adanya kekhawatiran malah akan dijauhi oleh lingkungan sekitar menjadi momok yang membuat akhirnya kisah pelecehan seksual mungkin lebih baik dipendam saja seumur hidup.

Namun tidak semua perempuan hanya diam saja dan menutupi kisah pelecehan ini. Salah satunya adalah Suryani dalam film Penyalin Cahaya. Film yang beberapa waktu lalu mendapat penghargaan Piala Citra ini berhasil membuat saya menjadi ikut larut dalam luapan emosi dan perjuangan Suryani dalam menyuarakan kebenaran.

Sedikit sinopsisnya bermula dari Suryani ini tergabung dalam kelompok teater. Ia sendiri tidak bermain lakon, ia hanya membantu untuk melakukan pembuatan website teater, update berita dan kegiatan teater. Peran Suryani ini ternyata diapresiasi oleh rekan-rekan dalam teater tersebut. Kelompok teater ini juga akhirnya berhasil mendapatkan sebuah penghargaan dan kesempatan untuk tampil di luar negeri. Sontak semua anggota berbahagia. Mereka merancang acara syukuran alias pesta kecil untuk merayakan keberhasilan teater. Semua diundang termasuk Suryani.

Nah, di sinilah semua berasal. Suryani yang datang ke pesta dipaksa untuk mencoba minuman keras oleh teman-temannya. Awalnya Suryani menolak, terlebih minum minuman keras merupakan sesuatu yang dilarang dalam agamanya. Namun apa boleh buat, Suryani pasrah untuk mengikuti permintaan temannya, ia pun akhirnya minum dan jatuh tertidur.

Bangun pada keesokan harinya, Suryani masih berpakaian kebaya hijau tua untuk segera menuju ke kampus. Hari itu adalah hari untuk laporan perkembangan beasiswa yang ia terima. Suryani tidak hanya terlambat, tapi keputusan akhir dari tim beasiswa adalah ia diberhentikan dari beasiswa tersebut karena kedapatan mengupload foto dirinya yang sedang mabuk saat acara malam lalu.

Nasi sudah menjadi bubur. Suryani bukan dari keluarga yang berada. Selama ini untuk kuliahnya telah terbantu dengan adanya beasiswa. Kedua orang tua Suryani hanya membuka warung makan sederhana dan penghasilan ini sungguh minim. Ayah Suryani kemudian mengusir Suryani dari rumah. Suryani sedih dan kecewa, ia berusaha untuk mencari tahu mengapa ia bisa tiba di rumah tanpa ia sadari pada malam pesta itu. Suryani cukup yakin bahwa ada yang tidak beres malam itu.

Suryani merasa aneh, terutama ada baju kaus lengan Panjang hitam yang terbalik sebelum baju kebayanya. Suryani terkejut dan kalut, apakah mungkin ia mengalami pelecehan seksual selama ia mabuk atau melakukan hal yang tidak senonoh. Suryani sungguh tidak ingat apapun malam itu dan bagaimana ia bisa sampai pulang ke rumah. Suryani pun mencari tahu, bukti demi bukti, bagaimana detail ia bisa sampai di rumah.

Sosok Suryani yang gigih ini membuat saya kagum. Betapa sulitnya bagi Suryani untuk bisa mencari kebenaran. Sampai pada suatu titik, si pelaku sudah mulai teridentifikasi yang ternyata adalah anggota kelompok dari teater itu sendiri. Beberapa orang ia curigai, namun nihil, ternyata bukan orang itu pelakunya. Suryani menemui jalan buntu. Hingga ia mendapatkan sebuah cara untuk menyadap isi file FD dan juga harddisk anak-anak teater.

Pelakunya ternyata adalah salah satu teman yang Suryani percayai di teater. Pelaku ini adalah orang yang terlihat sangat kalem dan disegani dalam kelompok. Bahkan upaya Suryani untuk mengungkap pelaku ini ke kepolisian justru berbalik menyerang dirinya karena dianggap mencemarkan nama baik. Kedua orang tua pelaku tersebut bahkan juga sudah sangat baik mau membiayai kuliah Suryani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline