Anak yang masih diusia dini terkadang lebih sulit untuk memahami bahasa sehari-hari kita karena anak yang dididik dengan menontonkan tv, handphone, dan lainnya akan kalah dengan anak yang tidak sama sekali ditontonkan alat elektronik tersebut. Karena pada dasarnya anak akan mengikuti keseharian kita entah itu bahasa perilaku atau yang lainnya.
Anak seharusnya belajar berbahasa dengan orang tuannya terlebih dahulu agar anak berani mengungkapkan sesuatu yang ada pada dirinya, anak kalau yang sulit dalam mengungkapkan perasaannya maupun apa yang diinginkan dan tidak diinginkan bisa disimpulkan bahwa anak tersebut mungkin memiliki gangguan berbahasa.
Orang tua sangat berperan penting untuk anak yang masih diusia dini, orang tua harus mendidik anak dengan benar mungkin sebagian dari orang tua menontonkan tv agar anaknya bisa menonton animasi atau belajar berbicara lewat tv tetapi orang tua tidak tau bahwa tv akan memengaruhi anak dalam berbahasa seperti anak kalau sudah ditontonkan tv akan diam dan terus menonton tanpa berbicara sedikitpun tetapi jika kita mengajarkan anak berbicara dan tidak menontonkan tv dulu kepada anak sampai anak tersebut bisa berkomunikasi dengan benar maka anak tersebut ketika ditontonkan tv mereka akan iku dan tidak diam saja. Maka dari itu orang tua harus pintar-pintar memilih yang baik dan yang berakibat buruk bagi pertumbuhan anak.
Sebenarnya komunikasi antara anak dan orang tua juga sangat penting dan berakibat positif untuk kedepannya nanti, jika saja anak yang didikan dari orang tuanya sejak kecil dilarang ini itu maka anak ketika dewasanya akan lebih tertutup dan tidak akan pernah sedikitpun apa yang dialaminya sehari-hari diceritakan kepada orang tuannya, sebaliknya jika anak yang didikan dari orang tuannya apapun yang diinginkan anak pasti dikabulkan kecuali yang berbau-bau berbahaya atau negativ maka anak tersebut lebih terang-terangan mengungkapkan sesuatu kepada orang tuannya. Jadi bagi orang tua jangan sampai salah memilih jalur karena bisa berimbas fatal nanti saat anak kita sudah dewasa.
Dalam artikel ini kita akan belajar bahasa reseptif anak usia dini lisan dan tulisan, yuk kita ulas satu persatu. Apa kalian tau apa itu bahasa reseptif? Bahasa reseptif adalah kemampuan memahami bahasa lisan yang didengar dan dibaca. Kemampuan bahasa reseptif perlu dikembangkan sejak dini yaitu kemampuan menangkap, memahami, dan menyampaikan
informasi yang didapatkan melalui bahasa lisan. Anak yang sejak dini diajarkan bahasa melalui lisan sendiri akan lebih berpengaruh dibandingkan anak yang selalu mendengarkan. Dalam pertumbuhan bahasa anak meiliki beberapa jenis pertumbuhan bahasa yang pertama :
1. Usia 0-1
Pada usia tersebut anak masih belum bisa berbicara dengan benar, tetapi pada umur 1 tahun anak akan mulai mengerti 70 kata itu karena anak selalu dibacakan orang tuanya cerita mungkin anak tidak bisa membaca atau memahami isi verita tersebut tetapi anak akan memahami sedikit atau banyak kosa kata yang ada pada cerita tersebut. Anak diusia 0-1 juga sudah bisa menggerakan tubuhnya untuk melihatkan apa yang dilihatnya pada orang tuanya.
2. Usia 2-3 tahun
Pada usia tersebut anak sudah dapat memahami perkataan kita dengan benar bahkan anak akan bisa disuruh dengan kata-kata kita ini menunjukkan bahwa anak sudah paham isi dari perkataan kita tersebut. Pada usia ini juga anak dapat memahami lawan kata seperti baik dan buruk, panas dan dingin, tinggi dan pendek, dan masih banyak yang lain. Anak sebenarnya sudah bisa memahami apapun yang kita katakan tetapi dalam bentuk sederhana anak masih belum paham pasti akan bahasa yang sulit dicermanya. Usia ini juga menentukan pendengaran anak apakah ada gangguan atau tidak.
3. Usia 4-5 tahun
Anak mulai bisa memahami cerita kita anak juga dapat menjawab pertanyaan dari kita bahkan anak akan lebih aktif berbicara ketika diusianya sekarang. Anak akan mendengar dan memahami setiap orang yang berbicara padanya dilingkunganya maupun disekolah, kemampuan anak untuk dapat mendengar setiap saat harus sudah tidak diragukan lagi. Anak lebih banyak paham dengan tulisan dan lisan karena mereka lebih sering berinteraksi dengan lisan bahkan mereka akan lebih senang berbicara dibandingkan dengan mendengarkan saja.
Maka dari itu orang tua biarkan saja anak kita berinteraksi dengan orang lain agar mereka lebih banyak memahami bahasanya dan mereka dapat berkomunikasi lancar dengan orang sekitar termasuk tetangganya.
Sedikit artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca saya ucapkan terima kasih.
Dikutip dari :