Lihat ke Halaman Asli

Janji

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13891911011819693995

[caption id="attachment_304899" align="aligncenter" width="169" caption="dok.pribadi"][/caption] Banyak yang bilang bahwa mulutmu adalah harimaumu, seberapa sering kah kau dengar dan rasakan makna kalimat tersebut di dalam kehidupanmu? Orang tua jaman dulu tentunya bukan tanpa maksud kan menciptakan frase tersebut? Yang bisa kupahami adalah, bahwa kita harus berhati-hati dengan semua yang akan kita ucapkan atau janjikan kepada orang lain. Karena masih banyak orang yang menilai kesungguhan ataupun kepribadian seseorang dari apa saja yang telah di ucapkan khususnya dari apa yang telah dijanjikan. Aku teringat pada sebuah buku kecil yang kuberikan pada anakku, buku tersebut karangan enid blyton namun judulnya sudah kulupa :-) Buku tetsebut menceritakan tentang seorang anak yang terlalu mudah ataupun sering mengucapkan janji kepada orang lain namun tidak pernah menepati janjinya tersebut. Bukan karena anak tersebut anak yang jahat/nakal, akan tetapi karena anak tersebut mudah terusik konsentrasinya sehingga ia gampang sekali melupakan janjinya. Ataukah kalau dalam dunia nyata hal tersebut terjadi karena anak tersebut memang bermasalah dengan komitmen? :-) Singkat cerita, karena terlalu seringnya anak tersebut tidak menepati janji membuat dia tidak dipercaya lagi di lingkungannya. Sifatnya tersebut pun terbawa saat ia telah dewasa. Saat ia dewasa, anak tersebut bergabung di pasukan bersenjata dan ditempatkan di medan perang. Suatu hari pimpinan kamp nya memerintahkannya untuk membawa pesan kepada penduduk bahwa mereka harus mengungsi sebelum malam karena desa mereka terancam bahaya. Anak tersebut menyanggupinya bahkan berkanji ia akan langsung pergi menjalankan tugasnya. Namun, Anak tersebut (yang sekarang sudah menjadi pemuda) teralihkan perhatiannya dan menunda perjalanannya bahkan melupakan janjinya tersebut sesaat untuk menikmati sore bersama kawannya. Saat matahari sudah terbenam barulah ia bergegas melanjutkan perjalanannya. Namun yang ia temukan adalah, desa tersebut sudah musnah beserta seluruh penduduknya karena mereka telat mengetahui peringatan bahaya yang di bawa anak tersebut. Yang bisa kujelaskan kepada anakku adalah, bahwa setiap komitmen yang diucapkan/ dijanjikan akan membawa sebuah konsekuensi bila tidak ditepati. Setiap janji yang diingkari akan memberikan sebuah titik kecil pada sebuah kertas yang putih. Semakin banyak titik ingkar tersebut maka semakin kotor pula kertas tersebut, hingga akhirnya tidak ada lagi yang mau menggunakannya. Sungguh sangat beruntung bila kita memiliki sebuah penghapus untuk menghapusnya, namun yakinlah pasti akan meninggalkan bekas... Sungguh, kita harus berhati hati terhadap semua janji yang sudah diucapkan. Besar kecilnya, penting tidaknya bahkan fatal atau tidaknya janji tersebut tetap akan meninggalkan sebuah titik kecil pada kertas yang putih... 01022011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline