Lihat ke Halaman Asli

Lina WH

Freelance

Bagaimana Jika Anak Tantrum?

Diperbarui: 16 Juli 2020   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kumparan.com

Hai Moms, pernahkan mengalami anak tantrum di tempat umum? Bagaimana perasaan Moms saat itu? Marah, malu atau santai? Jujur Moms, anak balita saya pernah mengalami tantrum beberapa kali di tempat umum. Malu, itu pasti! Tetapi saya lebih menjaga perasaan anak, Moms! Jadi saya lebih memilih santai, karena jika Moms marah atau panik anak pasti semakin menjadi tantrumnya. 

Tantrum merupan luapan kemarahan anak. Anak tidak bisa mengungkapkan keinginannya, sehingga hanya menangis atau tantrum. Layaknya orang mengamuk, tantrum biasanya terdiri dari gabungan tingkah laku menjerit, berteriak melengking, melempar barang, menangis, memukul atau berguling-guling di lantai. 

Apa yang menyebabkan anak tantrum?

Banyak, Moms! Tantrum pada umumnya merupakan ekspresi kekecewaan anak karena ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yang dicoba, seperti membuka pintu yang terkunci atau mengambil mainan di tempat yang sulit dijangkau anak. 

Tantrum juga bisa merupakan ekspresi kekecewaan anak jika keinginannya tidak terpenuhi. Misalnya anak masih ingin bermain, tetapi Moms meminta anak untuk tidur. Anak meminta makan dengan lauk ikan, tetapi Moms memberi lauk daging. 

Tantrum juga bisa menjadi ekspresi jika anak panik. Misalnya sedang antri memilih mainan yang hendak dibeli, tetapi ternyata mainan pilihan anak lebih dulu dibeli orang lain dan tidak ada stok lagi di toko tersebut. 

Tantrum juga bisa terjadi karena anak sedang ingin diperhatikan. Sehingga sengaja menangis atau tantrum jika Moms dan keluarga besar sedang berkumpul. 

Lalu, bagaimana menghadapi anak yang sedang tantrum? 

Abaikan tangisan atau tantrumnya, Moms! Biarkan tantrum reda dengan sendirinya. Tapi, Moms harus pastikan anak aman. Tetap mengawasi anak dan segera mengambil tindakan yang diperlukan bila ada resiko bahaya terjadi saat anak sedang tantrum. Misalnya, anak menyakiti diri sendiri atau melempar barang. 

Lupakan rasa malu, ya Moms! Tetap jaga perasan anak. Jangan membentak atau memukul, apalagi jika anak tantrum di depan umum. Bila perlu ajak anak di tempat yang sepi dan biarkan anak menyelesaikan tantrumnya hingga reda dengan sendirinya. Ingat Moms, anak harus tetap dalam pengawasan. 

Kadang saya merekam diam-diam saat anak tantrum. Tujuan saya, untuk dokumentasi dan kenang-kenangan anak saat mereka dewasa nanti. Be happy, Moms! Jangan dibuat pusing jika anak tantrum. Seiring bertambah usia, anak juga akan semakin paham saat diberi pengertian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline