Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11 - Bagian 12 - Bagian 13 - Bagian 14 - Bagian 15 - Bagian 16 - Bagian 17 - Bagian 18 - Bagian 19 - Bagian 20 - Bagian 21 - Bagian 22 - Bagian 23
"Akil, Akil, Akil! Ibu kangen, Nak!" teriak Ibu Akil sambil berlari menuju Akil.
Sementara Ayah Akil hanya berlari tanpa memanggil Akil. Akil tidak bisa berkata apapun. Air matanya terus mengalir. Demikian juga Ibu Akil, terus menangis sambil berlari menuju Akil.
"Akil, Ibu kangen kamu!" kata Ibu Akil sambil memeluk erat tubuh Akil.
Akil membalas pelukan ibunya dengan air mata yang terus mengalir. Ayah Akil pun demikian, namun tanpa tangisan.
"Akil, kamu baik-baik saja?" tanya Ayah Akil sambil mengangkat tubuh Akil setelah keluarga itu saling berpelukan melepas kangen.
"Aku baik-baik saja, Ayah!" jawab Akil dengan mata sembab.
"Kamu membuat Ayah dan Ibu khawatir, Akil. Ayah dan Ibu mencarimu ke mana-mana. Teman-teman dan tetangga pun demikian," kata Ibu Akil dengan lembut sambil memeluk Akil.
"Ibu kangen ya?" tanya Akil dengan polosnya.
"Tentu kangen, Akil!"
"Kenapa kangen?" tanya Akil kembali.