Lihat ke Halaman Asli

Lina WH

Freelance

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 15]

Diperbarui: 15 Januari 2019   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11 - Bagian 12 - Bagian 13 - Bagian 14

Setelah merasa lebih baik dari panas dan gatal karena ulat bulu, Noya lalu mengajak Akil melanjutkan mengumpulkan blarak yang sudah banyak berjatuhan. Kemudian membawanya ke halaman depan rumah Noya yang teduh, untuk segera dibuat terompet.

"Noya, pisahkan daun blarak dari lidinya. Perlahan-lahan ya, supaya daunnya tetap bagus!" kata Akil kepada Noya.

"Kasih aku contoh, Akil!" pinta Noya yang merasa belum paham dengan apa yang dikatakan Akil.

"Baiklah, Noya. Dan kamu perhatikan ya!" kata Akil kemudian.

Akil lalu membimbing Noya cara memisahkan daun blarak dari lidinya. Noya mengikutinya, tetapi masih sangat pelan.

"Akil, kamu saja deh!" kata Noya sambil menyodorkan daun blarak yang dipegangnya.

"Kenapa, Noya?" tanya Akil kemudian.

"Aku takut. Takut kalau daun blarak ini robek. Jadi kita tidak bisa membuat terompet lagi."

"Tidak apa-apa. Jika robek, kita petik lagi. Namanya juga belajar, Noya. Perlahan-lahan dan harus percaya diri," kata Akil yang sudah bisa bersikap dewasa.

Lalu, Noya pun menuruti apa kata Akil. Dengan perlahan dan percaya diri. Hasil pertama lumayan, tetapi memakan waktu yang agak lama. Hasil ke dua, ke tiga, ke empat dan seterusnya semakin bagus. Noya sangat senang dan bangga dengan dirinya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline