Lihat ke Halaman Asli

Lina WH

Freelance

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 14]

Diperbarui: 14 Januari 2019   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11 - Bagian 12 - Bagian 13

"Akil, apakah kamu sudah menemukan ayah dan ibumu?" tanya Noya dengan harap-harap cemas.

"Belum Noya," jawab Akil singkat.

Sementara itu ibu Noya sedang sibuk di dapur untuk membuatkan hidangan kepada Pak Elang dan Akil. Hidangan khas, yaitu bolu wortel dan susu hangat.

Sedangkan Akil masih terduduk lemas ditemani Noya di depan pintu. Pak Elang dan ayah Noya sedang mengobrol di ruang tamu.

"Akil, bagaimana kamu hari ini? Lelah?" tanya ayah Noya kepada Akil.

"Aku senang, Paman. Aku bertemu teman di padang ilalang. Seekor anak kucing yang sangat lucu. Namanya Raisya. Awalnya Raisya takut terhadap Paman Elang. Tetapi, aku kasih tahu kalau Paman Elang itu baik. Sekarang Raisya sudah tidak takut lagi kepada Paman Elang. Tetapi aku juga sangat lelah. Tanganku terasa pegal karena tadi berpegangan erat kepada Paman Elang dan juga bergelantungan di ranting pohon waru," kata Akil dengan panjang lebar.

"Ya sudah! Besok istirahat dulu untuk mencari orang tuamu ya! Nanti kalau lelahmu sudah hilang, dilanjutkan lagi," kata ayah Noya yang memberikan pendapatnya.

"Bagaimana jika Akil sudah terlalu kangen dengan orang tuanya, Ayah?" tanya ibu Noya kemudian.

Semua terdiam sambil memandang ke arah Akil. Akil nampak santai dan tidak menunjukkan rasa keberatan atas usul ayah Noya.

"Baiklah Paman. Besok saya dan Paman Elang istirahat dulu. Lusa, baru dilanjutkan," kata Akil yang sudah bisa memberi keputusan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline