Lihat ke Halaman Asli

Lina WH

Freelance

Fabel - Caltha [Bagian 4]

Diperbarui: 23 Desember 2018   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : bobbipikeart.com

Keesokan harinya, Caltha dan adik-adiknya pergi menengok bayi larva setelah mereka sarapan. Tidak lupa pula mereka membawakan minuman untuk bayi larva. Tetapi, betapa kagetnya mereka saat sampai di sana melihat bayi larva sudah dalam pelukan Kakek Lipan. Mereka kaget, dan saling menebak apa yang terjadi.

"Caltha, pasti bayi larva itu sudah tidak bernafas lagi karena Kakek Lipan," kata Xavier dengan muka yang murung.

"Iya...! Pasti bayi larva akan dimasak oleh Kakek Lipan yang nakal itu," lanjut Viena dengan kesal.

"Aku tidak suka itu!" Kata Winnie

"Ini hal buruk yang tidak aku inginkan," sahut Zain ikut mengomentari.

"Caltha, bagaimana ini?" Tanya Yigit kepada Caltha dengan nada yang sedih dan muka yang murung.

Caltha hanya diam, sambil mengamati bayi larva tersebut. Kulitnya tetap putih dan tidak pucat. Tidak ada luka yang dilihatnya, tetapi ada sebagian tubuh bayi larva yang tidak bisa dilihat Caltha karena terhalang oleh kaki-kaki Kakek Lipan.

"Kalian jangan suka berprasangka buruk. Itu tidak baik. Bukankah Kakek Bisri sudah sering mengajarkan hal tersebut kepada kita?" Kata Caltha mengingatkan atas apa yang telah diajarkan oleh Kakek Bisri.

"Iya Caltha, aku tahu itu. Tapi Kakek Lipan kan nakal, makanya aku punya firasat jelek," lanjut Viena membela diri.

Mereka terdiam sejenak karena melihat Kakek Lipan sedang menggeliat. Lalu si bayi larva pun tersenyum perlahan. Caltha yakin jika tidak terjadi suatu hal buruk yang tidak diinginkan.

"Kalian di sini ya. Jangan berisik," kata Caltha kepada adik-adiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline