Lihat ke Halaman Asli

Lina WH

Freelance

Hilang Nurani - Bagian 6

Diperbarui: 12 Desember 2018   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi


Athen menjadi sosok yang sulit dilupakan sedetikpun bagi Kanaya.

"Sejujurnya, lelaki seperti dirimu yang aku inginkan. Aku tidak ingin kekasih yang seorang militery karena pasti aku selalu ditinggalkan. Aku ingin seorang kekasih yang selalu ada saat aku membutuhkan walaupun hanya sekedar untuk menyandarkan kepala di dadanya," kata Kanaya dalam insomnia yang sedang melanda.

Malam sudah terlalu larut, dan nampaknya semua sudah terlelap kecuali binatang malam dan sinar rembulan yang begitu benderang. Kanaya berharap untuk tertidur tetapi tetap tidak bisa. Hati dan pikirannya sibuk memikirkan Athen dan berkhayal tentang masa depan bersamanya. Sungguh bodoh dan sia-sia. Jika insomnia, lebih baik jika gunakan untuk tunaikan sujud kepadaNYA.

Akhirnya Kanaya membuka email dan berniat untuk membalas email dari Rama, adiknya. Tetapi ternyata Rama sudah mengirim email kembali. Dengan cepat, Kanaya membukanya.


Dear Mbak Kanaya...


Bulan ini Mbak meminta kiriman yang lebih lagi. Genap lima bulan Mbak begitu. Dan UMR di sini kecil, Mbak. Susah lho mendapatkan uang dengan nominal segitu.  Hingga perhiasan Ibu dijual semua. Padahal perhiasan Ibu tersebut untuk tabungan.

Yah, nggak apa-apa Mbak. Itu semua untuk Mbak kok. Yang penting Mbak nggak kehilangan nurani.

Semoga Mbak sehat selalu ya... Dan semoga Mbak masih punya nurani, nggak kehilangan nurani.

Salam, Rama & Ariel... 


Kanaya menangis, bersedih membaca email dari Rama. Dan Kanaya merasa bersalah atas perbuatannya yang telah memeras orang tua hanya demi lelaki yang dicintainya. Kanaya sadar bahwa orang tuanya hanyalah seorang wiraswasta yang berpenghasilan tidak menentu. Dan orang tuanya tinggal di daerah yang ber-UMR rendah, jadi untuk mendapatkan uang dengan nominal lima juta rupiah yang dimintanya setiap awal bulan itu sangat sulit dan butuh kerja keras yang memeras otak.

Kanaya pun membalas email Rama dengan segera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline