Lihat ke Halaman Asli

Lina Sophy

Blogger!

Seleksi Peserta Olimpiade Matematika di SD Canting

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12911249841887835055

“Sigiiiiiiiiiit! Tangi, udah siang! Nanti kamu telat ke sekolah. Tuh lihat temenmu si Jenni, jam segini sudah pulang lari pagi” teriak bunda Amma dari dapur.

“Iya bun... bentar lagi. 5 menit lagi. Oke...oke...?” Jawab Sigit dengan malas sambil menarik selimutnya kembali.

“Banguuuuuuuuuun!!!! Anak mung siji kok yo angel tenan. Mbeling koyo bapakne” Suara bunda Amma melengking sambil menggerutu dan melirik pak Ujexx yang sedang sibuk memberi makan burung perkutut yang baru dibeli dari pace poku kemarin.

Pak Ujexx melirik, kemudian bangkit dan melangkah menuju kamar Sigit. Melihat anak semata wayangnya masih asyik dibawah selimut lengkap dengan ilernya, pak Ujexx tersenyum. Lalu berujar “iya, ternyata mirip kelakuan saya waktu kecil”

“Giiiiit... bangun nak, nanti kamu telat sekolah. Katanya anak ayah hari ini mau ikut seleksi olimpiade di sekolah” dengan sabar pak Ujexx membangunkan anak tercintanya. Maklum setelah tobat jadi preman pak Ujexx sekarang menjadi orang yang lebih religius, nggak kalah sama ustadz Mumu deh.

Setelah beberapa waktu akhirnya salah satu gank pandawa ini mau bangun juga. Setelah selesai sarapan dan berpamitan sama ayah bundanya, Sigit segera mengeluarkan sepedanya. Di halaman samping rumahnya terlihat Jenni sudah menunggu saudara kembar yang dipaksakan itu untuk pergi ke sekolah bersama-sama.

***

“Anak-anak, silahkan dikerjakan soalnya. Ingat ya, ojo ngepek-ngepekan. Jawaban harus hasil karya sendiri. Nanti yang nilainya paling bagus akan mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade matematika. Mengerti?” kata Bu Gendis sesaat setelah membagikan soal.

“Mengerti Buuuuu” Jawab anak-anak kompak.

Anak-anak mulai terlihat sibuk. Setelah beberapa saat muka yang tadi ceria mulai berubah satu-satu. Gugun sebagai ketua gank pandawa tampak gelisah, keringat bercucuran. Ya, dia kan paling alergi sama matematika. Katanya sih penyakit turunan dari mom Lina Wija.

Di sebelah Gugun, Hendra tak jauh beda. Beberapa kali ia terlihat mengelus kepala botaknya. Posisi duduknya terlihat sangat tidak nyaman. Pasti kalian tahu apa yang terjadi kan?Yuhuuu... penyakit Hendra kambuh jika dalam posisi tertekan ataupun grogi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline