Lihat ke Halaman Asli

Lina Sophy

Blogger!

Berburu Hantu : Tersesat di Kuburan (BalChen)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita Sebelumnya dari Sigit disini

“Addduuuuuuuuhhh”  Suara gaduh Carolina yang sepertinya nubruk pintu, ia nampak buru-buru masuk ke dalam rumah Dukun Bambank dengan terpincang-pincang.

“Ono opo sayangku? Kok sepertinya ketakutan begitu?”

“Heh! Nggak usah pake sayang-sayangan. Roro Ayu! Loe lupa? Roro Ayu!” Bentak Carolina yang memang tidak punya sopan santun itu. “Elo pelihara setan ya? Barusan saya dilihatin setan-setan kecil di luar”

“Setan opoooo? Di sini nggak ada setan yang berani sama saya! Lha wong saya ini simbahnya setan kok!”

“Lha yang barusan ketemu gue di ayunan itu sopoooo? Lihat kaki saya jadi bengkak begini!” Bantah Carolina sambil menunjukkan kakinya yang bengkak karena nubruk pager sampai jungkir balik koprol di luar tadi.

***

Sementara dijalanan kampung yang sunyi terlihat tujuh anak berkostum setan lari terbirit-birit. Mereka lari jatuh bangun tanpa jelas arahnya.

“Para pandawa, Unyil, Pariyem… Berhenti dulu disini. Kita Istirahat!” Teriak Gugun mengajak kawan-kawannya untuk beristirahat.

Mendengar komando dari boss mereka, segera keenam anak tersebut menghentikan larinya. Unyil dan Pariyem lunglai. Sadewa dan Nakula alias Sigit dan Jenni duduk saling berdempet karena ketakutan. Ngashim langsung nyungsep kebawah ketiak Gugun, karena hanya Gugun satu-satunya yang terlihat lebih tenang. Sedangkan Hendra, body language-nya terlihat beda, ia tampak tidak nyaman dengan dirinya sendiri.

“ssss… sssssss…” Gugun mendengus, sepertinya indra penciumannya menangkap aroma lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline