Lihat ke Halaman Asli

Linatur Rizqi

mahasiswa biologi uin walisongo semarang

Menyiapkan Persimpangan Agama,Kelompok Marginal dan Krisis Iklim

Diperbarui: 16 Desember 2024   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

International Conference on Religion and Environment (ICRE) 2024 ( Sumber : Walisongo.ac.id.,2024 )

UIN Walisongo Semarang, 12 Desember 2024 -- International Conference on Religion and Environment (ICRE) 2024 sukses menarik perhatian akademisi dari berbagai wilayah dengan tema besar "Interfaith Voices for the Environment: The Role of Religion for Sustainable Planet". Konferensi ini tidak hanya menawarkan wawasan baru, tetapi juga menyoroti hubungan kompleks antara agama, lingkungan, dan dinamika perilaku manusia dalam konteks keberlanjutan.

Salah satu sesi menarik dalam konferensi ini adalah Panel Diskusi 2, yang mendalami keterkaitan antara agama, kelompok marginal, dan krisis iklim secara komprehensif. Dengan total enam presenter dari beragam universitas dan daerah, sesi ini menghadirkan pandangan segar dan solusi inovatif terhadap isu lingkungan dan sosial yang kompleks. Diskusi ini juga dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa yang aktif berkontribusi dalam dialog interaktif.

Panel Diskusi 2 mengupas berbagai tema menarik yang mencerminkan dinamika sosial dan lingkungan dalam perspektif agama dan kelompok rentan, di antaranya:

  1. Resiliensi Bencana melalui Sistem Kepercayaan dan Media -- Mengupas bagaimana keyakinan dan informasi berbasis media mampu meningkatkan ketahanan masyarakat menghadapi bencana alam.

  2. Hak Kelompok Rentan di Kawasan Gunung Merapi -- Fokus pada perjuangan dan perlindungan hak kelompok masyarakat yang terdampak bencana di sekitar kawasan vulkanik.

  3. Pengalaman Waria dalam Menghadapi Krisis Iklim -- Perspektif unik tentang bagaimana kelompok LGBTQ+, khususnya waria, bertahan dan beradaptasi di tengah ancaman perubahan iklim.

  4. Peran Media Sosial dalam Dakwah Lingkungan Islam -- Analisis tentang bagaimana platform digital dapat menjadi alat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dalam kerangka Islam.

  5. Kontribusi Nahdlatul Ulama dalam Menciptakan Ruang Media Sosial yang Kondusif -- Menyoroti peran organisasi Islam besar di Indonesia dalam membangun narasi positif terkait lingkungan di media daring.

  6. Perlawanan dan Kepedulian Komunitas Bissu -- Sebuah studi tentang kontribusi komunitas tradisional dalam pelestarian budaya dan lingkungan.

Diskusi ini berhasil menyoroti pentingnya kolaborasi lintas agama dalam menjawab tantangan lingkungan dan sosial. Setiap tema yang dibahas menunjukkan bagaimana agama dapat berfungsi sebagai pendorong perubahan positif, bukan hanya pada level individu, tetapi juga dalam konteks komunitas global. Agama dapat menjadi inspirasi bagi tindakan nyata yang memadukan spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan kepedulian sosial untuk menciptakan planet yang lebih berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline