Lihat ke Halaman Asli

Considering The Risk of Fraud (Auditing Kecurangan)

Diperbarui: 4 Desember 2015   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva.

Pelaporan keuangan yang curang

Yaitu salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan laba, namun ada juga perusahaan yang sengaja merendahsajikan laba. Hal ini dimaksudkan dalam upaya mengurangi pajak penghasilan atau merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk membentuk cadangan laba atau “cookie jar reserve”, yang dapat digunakan untuk memperbesar laba dalam periode mendatang. Praktik ini disebut income smoothing (perataan laba) dan earnings management (pengaturan laba). Pengaturan laba menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk pengaturan laba dimana pendapatan dan beban ditukar-tukar diantara periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba.

Penyalahgunaan aktiva

Yaitu kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Dalam banyak kasus, jumlah yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Pencurian aktiva perusahaan seringkali mengkhawatirkan manajemen , karena pencurian bernilai kecil menggunung seiring berjalannya waktu. Istilah penyalahgunaan aktiva mengacu pada pencurian yang melibatkan pegawai dan oran lain dalam lain organisasi.

 

Kondisi-Kondisi Penyebab Kecurangan

Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316), disebut segitiga kecurangan.

  1. Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
  2. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.
  3. Sikap/rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.

 

Penilaian Risiko Kecurangan

Skeptisisme profesional.

SAS 1 menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengamsusikan kejujuran absolut”.

  1. Pikiran yang selalu mempertanyakan. Selama tahap perencanaan audit untuk setiap audit, tim yang menerima penugasan harus membahas perlunya mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama audit berlangsung untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan mengevaluasi bukti audit secara kritis.
  2. Evaluasi kritis atas bukti audit. Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan, auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline