Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Teknologi Kereta Api

Diperbarui: 30 Juni 2024   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan kereta api dimulai dari ketika telah menjadi alat transportasi yang populer sejak abad ke-19. Pada tahun 1804, Richard Trevithick melakukan perjalanan kereta uap pertama yang menggunakan uap bertekanan tinggi. Kemudian, lokomotif listrik pertama diperkenalkan pada tahun 1837 oleh Robert Davidson. Lokomotif ini diberi nama Galvani dan memiliki kecepatan sekitar enam kilometer per jam dengan daya angkut enam ton.

Setelah itu, desain kereta yang menggunakan bahan bakar diesel mulai dikembangkan. William Dent Priestman membuat desain pembakaran internal yang digunakan pada kereta api pada tahun 1894. Tahun 1906, lokomotif bertenaga diesel pertama dibuat oleh Rudolf Diesel, Adolf Klose, dan Gebruder Sulzer. Pada tahun 1912, lokomotif bertenaga diesel pertama di dunia mulai beroperasi di Swiss.

Di Jepang, kereta cepat pertama yang diperkenalkan adalah Shinkansen pada tahun 1964. Shinkansen memiliki kecepatan mencapai 300 kilometer per jam dan telah digunakan di berbagai negara seperti Spanyol, Italia, Tiongkok, Inggris, Korea Selatan, Belgia, dan Belanda. Keberadaannya telah mengurangi jumlah penerbangan jarak pendek di beberapa kota di berbagai negara.

KAI menyadari bahwa teknologi informasi menjadi sumber daya yang harus dikuasai dan dikelola oleh Industri Kereta Api untuk memberikan gebrakan pelayanan yang belum pernah dilakukan dalam sejarah perkeretaapian negeri ini. Dimulainya KAI melahirkan berbagai layanan berbasis TI seperti mobile ticketting, boarding pass dan kini hadir dalam bentuk e-boarding pass, Pre Order Meals, hingga membuat aplikasi resmi milik perusahaan bernama KAI Access.

Industri kereta api di Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan berkat penerapan teknologi modern. Beberapa perkembangan utama meliputi:

Pertama, Modernisasi Infrastruktur, jalur ganda dan elektrifikasi telah meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional. Contohnya, jalur Jakarta-Bogor yang dielektrifikasi membantu mengurangi emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kedua, Kereta Cepat, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memperkenalkan teknologi kereta api berkecepatan tinggi dari China, memungkinkan perjalanan hanya dalam 45 menit. Ketiga, Sistem Signaling dan Kontrol, penggunaan sistem signaling modern seperti ETCS meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional dengan pengendalian kereta api yang lebih akurat dan real-time.

Keempat, Digitalisasi, PT KAI telah mengimplementasikan e-ticketing dan aplikasi mobile untuk kemudahan penumpang. Teknologi IoT digunakan untuk pemantauan kondisi rel dan kereta, memungkinkan perawatan prediktif. Kelima, LRT dan MRT, proyek LRT dan MRT di kota-kota besar seperti Jakarta dan Palembang menggunakan teknologi canggih untuk operasi otomatis dan efisiensi energi, membantu mengatasi kemacetan. Dan yang terakhir keberlanjutan, Industri kereta api mulai beralih ke teknologi ramah lingkungan, seperti pengembangan kereta api listrik dan bahan bakar hidrogen, guna mengurangi emisi karbon.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline