Lihat ke Halaman Asli

Herlina Butar

TERVERIFIKASI

LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Buku, Surgaku yang Terlupakan

Diperbarui: 30 Januari 2023   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buku, Surgaku Yang Terlupakan

Membaca...
Hobi sejak kelas 2 SD yang hampir kulupakan.

Saking doyan baca, buku-buku psikologi dasar tentengan kurikulum mengajar bapakku yang guru kubaca sampai habis.

Dari deretan buku bapak, aku beralih ke Alkitab. Mulai dari Kejadian hingga Maleakhi, dari Matius hingga Wahyu, bahkan Alkitab Deuterokanonika kulahap dengan suka cita.

Pulang sekolah, dengan alasan jaga adik, aku ke tetangga merambah ke tumpukan koran di bawah meja. Tumpukan koran milik para terangga satu gang kudatangi.
Tumpukan koran habis, aku main ke rumah tetangga sebelahnya.

Dari jalan Mutiara II, jalan Wulung, jalan Amantis hingga jalan Jambrut. Berhenti di jalan Kenanga karena tidak ada tetangga yang kukenal di jalan itu.

Saat SMP, kalo ada teman punya tumpukan ensiklopedia, pasti besoknya aku main ke rumahnya untuk membaca bahkan hingga malam.

Membohongi mama dengan alasan mau belajar bersama, padahal aku duduk nyempil di ruangan tamu teman berjam-jam hari demi hari.

Belajar nulis, sempat nyempil tulisanku di majalah Humor yang punya komik bersambung Sawung Kampret, aku mulai merambah komik.

Asterix, Tin Tin, Smurf, Lucky Luke, Penggali Kubur, Crayon Sinchan, Kobo Chan, Kariage Kun, Kungfu Komang menjadi buruan koleksiku tanpa ampun.

Mulai punya sedikit uang beli-beli buku macam Agatha Christie, Sidney Sheldon, John Grisham, Danielle Steel dengan Holywoodnya, Paul Sussman "The Last Secret of the Temple", hingga Arthur Golden "Memoar of The Geisha".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline