Lihat ke Halaman Asli

Herlina Butar

TERVERIFIKASI

LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Silaturahmi Idul Fitri, Jokowi dan GNPF MUI

Diperbarui: 28 Juni 2017   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo saat menerima pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Bagi warga DKI, Idul Fitri kali ini adalah Idul Fitri dengan diselubungi selimut panas silih-berganti. 

Mulai dari saat malam menjelang takbiran beredar adanya kabar tentang larangan bagi Prof.DR. Quraish Shihab untuk berkhotbah di masjid Istiqlal, yang kemudian diikuti keesokan harinya dengan adanya postingan-postingan  bahwa Istiqlal sepi, hingga munculnya gambar-gambar yang kemudian menjadi pembanding terhadap kebenaran beredarnya kabar tersebut.

Kebesaran ulama sebesar Prof.DR. Quraish Shihab tentu tidak bisa dibandingkan dengan manusia-manusia yang tidak jelas kadar keilmuannya, lalu menjadi besar karena postingan-postingan "hebat"yang tidak memiliki pertanggungjawaban sumber informasi.

Menjadi penyejuk selimut panas Idul Fitri ini adalah saat beredarnya berita-berita tentang kedatangan para tokoh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Islam Majelis Ulama Islam atau GNPF MUI di istana Merdeka 25 Juni 2017, hari Minggu. Walaupun MUI tidak mengakui relevasi antara GNPF MUI dengan keberadaan MUI di Indonesia.

Pimpinan GNPF MUI yang hadir, antara lain Dewan Pengawas Yusuf Muhammad Martak, Ketua Bachtiar Nasir, Wakil Ketua Zaitun Rusmin, juru bicara Kapitra Ampera serta pengurus lainnya, yakni Habib Muchsin serta Muhammad Lutfi Hakim.

Sementara itu, Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan MenteriAgama Lukman Hakim Saifudin (Kompas, 25 Juni 2017).

Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan GNPF MUI, 25 Juni 2017 pada acara open house di istana. (fptp: portalislam.id)

Kedatangan para tokoh GNPF MUI memunculkan beragam pendapat dan opini yang saling silang-sengketa antara kelompok masyarakat pendukung GNPF MUI dengan kelompok masyarakat pendukung pemerintah.

Sebagian dari masyarakat pendukung GNPF MUI mengklaim bahwa ini adalah upaya antara pemerintah dan GNPF MUI untuk melakukan rekonsiliasi, upaya penghentian kasus RS serta meneriakkan titipan keadilan bagi kasus Buni Yani. Klaim tersebut muncul menyikapi konferensi pers GNPF MUI yang tersebar dalam media online.

Sebagian dari masyarakat pendukung pemerintah bereaksi dengan munculnya sindiran-sindiran terkait klaim-klaim  terhadap kedatangan para tokoh GNPF MUI ke istana Merdeka hari Minggu itu.

Muncul pula sengkarut kekhawatiran-kekhawatiran diantara klaim kedua pendukung.

Pihak pendukung GNPF MUI memunculkan kekhawatiran adanya "main mata" serta keberpihakan GNPF MUI yang akan berimbas pada berkurangnya pendukung gerakan muslim ini. Bahkan ada kabar, penasihat Presidium Alumni 212, Amien Rais juga ikut bereaksi usai mengetahui adanya pertemuan tersebut. Amien pun langsung memanggil Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo, ke Yogyakarta untuk menghadap Amien Rais seperti yang dilansir oleh seword.com. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline