Lihat ke Halaman Asli

Herlina Butar

TERVERIFIKASI

LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Jangan Mau Balik ke Jaman Orba

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangan mau kembali ke jaman orba

Walaupun korupsi sekarang terbuka. Terpajang dimana-mana. Ini bagian dari proses. Perjalanan kita masih panjang. Masyarakat akan terus menyaring, menyaring dan menyaring. Cepat atau lambat, demokrasi sudah berjalan layaknya yang kita inginkan. Walaupun belum sampau pada tahap yang diharapkan. Sekolah gratis, Rumah sakit mulai ada jamkesmas, hukum bisa mengadili polisi; politisi; hakim; pejabat tinggi dan menteri. Mungkin belum Undang-Undang 45 yang jadi acuan. Mungkin masih UU no 86 masih jadi permainan.

Setidaknya kita masih bisa bersuara. Masih bisa berteriak tanpa pernah tahu apakah suara kita hanya didengar atau didengarkan. Tanpa takuttengok kanan kiri kita masih bisa protes lantang,  tanpa takut diculik dan hilang.

Jangan mau kembali ke jaman orba

Bikin sandiwara makmur dengan mata lamur. Kemajuan semu terperangkap semu. Kelihatan indah tapi entah....

Apapun...

Bukan berarti kita setuju pada apa yang tengah terjdi.

Bukan berarti kita diam pada rakyat yang didzolimi.

Bukan kita tidak tahu permainan anggaran 70-30, 60-40, 50-50, sampai 40-60 permainan proyek jalan, permainan pembangunan sekolah, permainan pengadaan barang, permainan alat kesehatan dan masih banyak lagi.

Bukan berarti kita diam pada kelakuan Nazarudin, jalan-jalan DPR, gedung baru, Antasari dan keanehan kasus, Tambunan Gayus, Nunun, Hakim Syarifudin dan lain-lain.

Kita harus terus berteriak, terus berpuisi gila seperti bang Dogol bermuka Benyamin....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline