Lihat ke Halaman Asli

Herlina Butar

TERVERIFIKASI

LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Kepala Stasiun Klender: Saya Kecewa, Pemerintah Kota Jakarta Timur Lamban dalam Menangani Penertiban Obyek Vital!

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14110703431523585495

Jakarta, Lintasrakyat – Keberadaan pedagang kaki lima merupakan buah simalakama. Di satu pihak, kebiasaan masyatarakat yang terbiasa berbelanja di trotoar jalan dan badan jalan merupakan kemudahan. Tanpa perlu repot cari parkir, tanpa perlu repot berjalan jauh dari tempat parkir. Tinggal turun, berjalan sedikit, langsung belanja. Dilain pihak, pedagang kaki lima memerlukan tempat murah.

Berdagang kaki lima berdagang di trotoar dan badan jalan tidak perlu serius merawat tempat dagang, tinggal buka lapak langsung dagang. Jarak yang dekat dengan jalanan, membuat pembeli lebih suka belanja di jalan daripada jauh-jauh jalan ke kios atau los di dalam pasar.

Bertahun-tahun, puluhan lapak pedagang kaki lima (PK-5) berdagang menutupi pagar stasiun Klender, Jatinegara Kaum. Bahkan lapak-lapak ini menghalangi jalan keluar masuk pengguna jasa kereta api. Hingga tahun 2013, hanya tersedia jalan masuk kurang dari satu meter. Banyak masyarakat pengguna jasa kereta api tidak mengetahui keberadaan stasiun Klender.

[caption id="attachment_324458" align="aligncenter" width="560" caption="Keberadaan JT yang ditempatkan menutupi stasiun Klender(dok foto: Lina)"]

1411070198741994071

[/caption]

Saat ini, dalam rangka mengurangi polusi dan mengurangi kemacetan, pemerintah sedang menjalankan program pengurangan jumlah pengguna kendaraan pribadi. sedang menjadikan kereta api menjadi primadona moda transportasi di Indonesia.

Buah simalakama harus dihadapi oleh kepala stasiun Klender. Sebagai petugas PT. KAI yang harus mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat pengguna kereta api, Nurmantik berkewajiban menata stasiun Klender demi kenyamanan para pengguna jasa transportasi ini.

[caption id="attachment_324468" align="aligncenter" width="300" caption="Keadaan sekarang, pagar stasiun yang tertutup seng (dok foto: Lina)"]

1411072173113294750

[/caption]

[caption id="attachment_324460" align="aligncenter" width="300" caption="PKL menutupi pagar stasiun dalam keadaan sekarang. Nurmantik: Pelayanan tidak bisa optimal. (dok foto: Lina)"]

1411072248745939332

[/caption]

1411070488367292371

Nurmantik, kepala stasiun Klender (dok foto: Lina).

Sebagai kepala stasiun, Nurmantik memiliki visi misi agar stasiun Klender dapat terlihat indah. Nurmantik menceritakan perjalanannya ke RRC dan Perancis untuk melakukan studi banding bagi perbaikan pelayanan. Ia melihat, bahwa RRC dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, mampu melakukan manajemen perkeretaapian dengan baik. Di sana, petugas kepolisian ditempatkan lebih banyak stasiun-stasiun dan mall dibandingkan ditempat lain. Di RRC, keamanan obyek vital sangat di prioritaskan.

“Jumlah penumpang di RRC dua kali lebih banyak, tetapi penumpangnya lebih tertib. Boro-boro ada PKL di sekitar stasiun”

[caption id="attachment_324461" align="aligncenter" width="300" caption="Saat Rapat bersama jajaran walikota Jakarta Timur 08 Maret 2013 (dok foto: Lina) "]

1411070659265566248

[/caption]

[caption id="attachment_324464" align="aligncenter" width="300" caption="Kasudin KUMKMP, PD. Pasar Jaya, jajaran Walikota Jakarta Timur dan Pedagang saat rapat(dok foto: Lina)"]

1411070853893630052

[/caption]

1411071190259678704


Awal tahun 2013, bersama LSM Lintas Rakyat, Nurmantik mencoba meminta pemerintah kota Administrasi Jakarta Timur untuk melakukan penertiban PK-5 yang menutupi pagar depan stasiun Klender.

“Mulai dari Maret 2013. berkali-kali kami mengirim surat permintaan penertiban,  tidak ada tindak lanjut apapun!”, kata Nurmantik.

Ka. Stasiun Klender ini menerangkan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat permohonan bantuan penertiban PKL di depan pagar stasiun Klender. “Mulai dari walikota, camat, lurah ! Bahkan saya sudah menghadap wakil walikota untuk meminta bantuan”, ujar Nurmantik.

“Sudah lebih dari setahun, masa tidak ada tindakan. Percuma ada Perda, kalo tidak dilaksanakan. !”

Nurmantik menilai kinerja pemerintah kota Administrasi Jakarta Timur sangat lamban.

Saat ini Nurmantik berencana meminta bantuan penertiban langsung kepada Gubernur atau wakil Gubernur. Jika tidak ada tindak lanjut, Nurmantik terpaksa akan meminta bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap keberadaan stasiun Klender.

“Mudah-mudahan Ahok mau bantu KAI, demi memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia”, ujar Nurmantik mengakhiri wawancara. (Lina & BC)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline