Lihat ke Halaman Asli

13 Hari di Negeri Tirai Bambu

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13767581621087650808

Saya terinspirasi ke Cina setelah membaca sebuah buku bertema wisata mengenai tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Salah satunya adalah Tembok Cina. Seingat saya, saya membaca buku tersebut sekitar tahun 2008. Syukur kepada Tuhan jika mimpi saya tersebut jadi kenyataan pada Rabu, 26 Juni 2013.

Perjalanan saya dimulai dengan menjejakkan kaki di Beijing Capital International Airport, Beijing pada Senin, 24 Juni 2013. Dari bandara di Beijing, saya dan 2 orang teman langsung ke Beijing Railway Station untuk membeli tiket ke Shanghai.

Ada yang unik saat pembelian tiket. Karena antrian yang cukup cepat (bukan panjang, tapi cepat), saya salah menyebutkan tanggal. Alhasil, kami bertiga cukup lama berdiskusi mengenai apakah akan mengubah tanggal. Kami memikirkan apakah prosesnya rumit mengingat birokrasi di negeri sendiri cukup rumit. Akhirnya saya memberanikan diri menghampiri loket lagi dan meminta perubahan tanggal. Di luar dugaan, prosesnya tidaklah serumit yang kita bertiga perkirakan sebelumnya. Kami cukup memberikan tiket kami, lalu kami mendapat tiket baru sesuai tanggal yang kami inginkan.

Setelah mendapat tiket kereta api intuk tujuan berikutnya, kami menuju HAPPY DRAGON YOUTH HOSTEL dengan menggunakan MTR (kereta api dalam kota Beijing dengan tarif 2 yuan untuk semua tujuan) ke stasiun Dong Si. Sebelumya, kami membayar 27 yuan untuk shuttle train bandara menuju stasiun Dongzhimen untuk bisa sampai ke stasiun Dong Si.

Setelah mandi dan berbenah di hostel, sore sekitar pukul 3 sore waktu Beijing, kami menujung Tian'anmen Square. Tempat ini cukup ramai dengan turis. Sayamenyempatkan diri berfoto di pintu dengan memegang bulatan yang melambangkan uang. Dipercaya dengan memegangnya, rejeki lancar. Walaupun sayaselalu percaya rejeki di tangan Tuhan dan tergantung atas usaha kita, saya cukup sabar untuk berfoto bersaing dengan turis-turis lain mumpung di sana.

Tian'anmen di sore hari Kami lalu berjalan kaki di sepanjang Beihai Park yang letaknya sangat dekat sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana taman di sore hari sangat tenang ditambah dengan pemandangan pohon-pohon hijau nan rimbun. Atmosfir di taman yang memiliki danau ini sangatlah berbeda dengan suasana ramai di Tian'anmen sebelumnya.

1376741911724068947

Suasana sore hari di Beihai Park, Beijing

Dari Beihai, kami berjalan menyusuri kota Beijing hingga tiba di Wangfujing. Wangfujing terkenal sebagai Orchard-nya Beijing dengan ma-mal yang megah di pusat kota. Daerah ini juga memiliki pusat jajanan makanan-makanan khas Beijing. Kami menghabiskan waktu hingga malam, lalu kembali ke hostel.

13767423241554250476

Para penjaja kudapan khas Beijing yang mulai bermunculan setelah jam 5 sore

Rencana untuk mengunjungi Tembok Besar Cina harus ditunda karena kami ketinggalan bus. Kamipun mengunjungi Summer Palace. Saya cukup kaget. Walaupun sudah membaca sekilas mengenai istana peristirahatan raja ini, saya tidak menyangka jika istana ini sangatlah luas. Cukup melelahkan mengelilingi istana ini yang kami mulai dari Pintu Masuk Utara/North Palace Gate/Beigongmen dan keluar lewat Pintu Masuk Timur/East Palace Gate/Donggongmen. Saya paling menanti-nantikan untuk naik Marble Boat dengan merogoh kocek sebesar 15 yuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline