Lihat ke Halaman Asli

Lina Fatima

Marselina

Analisis Filsafat pada Novel "Aku Menunggu Cinta yang Tak Pasti" Karya Luqman Taufiq

Diperbarui: 24 Januari 2021   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cinta yang telah tumbuh tak bisa dengan mudah untuk di cabut. 

Meskipun tumbuhnya cinta tak membuat kita berbesar hati. Semakin kita mencoba untuk membuang jauh-jauh,semakin kuat fikiran itu melekat. Hari ini adalah hari dimana Fika merasakan patah hati, meskipun ia belum sempat untuk menyatakan cintanya kepada Fiki, tapi dengan kepergian Fiki membuat Fika tak punya harapan lagi atas cintanya. 

Seperti hari-hari biasa, Fika di sibukkan dengan jadwal siarannya di Radio.Kejadian kemarin masih menyisakan kesedihan yang mendalam baginya. 

"Fika,.. Kamu sakit ya? " Tanya Dewi kepada Fika. 

"Iya...aku agak gak enak badan Wi."

"Ada masalah apa denganmu? Tumben sekali kamu terlihat murung hari ini. Dan aku rasa hari ini, aku tak melihat Fika yang selaku ceria dan jetek.Tapi wakaupun kemarin kamu sakit, kamu tak semurung hari ini. 

"Ada apa sebenarnya Fika,siapa tau aku bisa menjadi teman curhatmu. Oh ya...katanya kemarin kamu sedang jatuh cinta dengan seseorang pria"

Bagaimana ceritanya? Ayo kamu masih punya hutang cerita ke aku".

Dewi membujuk Fika agar mampu bercerita kepadanya. 

"sudahlah wi, aku gak jadi jatuh cinta"Fika cemburut. 

"Loh..kok gak jadi, secepat itu kamu mengubah perasaanmu?. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline