Lihat ke Halaman Asli

Lina Astuti

Everyday is a gift.

Mengapa Tuhan Tidak Kelihatan? (Drama)

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua orang teman, sebut saja Badu dan Budi, saling berdiskusi mengenai keberadaan Tuhan.

Badu: Aku bingung mengenai Tuhan. Katanya Dia berkuasa. Lalu mengapa Dia membiarkan kejahatan terjadi dan tidak dapat mencegahnya?

Budi: Kalau begitu, ga ada polisi dong. Tuhan membiarkan semua manusia menekuni pekerjaannya dan mendapat nafkah. Kalau ga ada kejahatan, ga ada polisi. Kalau manusia bisa berpindah tempat dengan menghilang begitu saja, ga ada supir kendaraan. Kalau Tuhan tampak begitu saja dan menjelaskan apa kebenaran yang sejati, tidak akan ada filsafat, pemikir, dan sebagainya.

Badu : Memang ilmu filsafat itu penting ya? Filsafat itu kan ilmu yang menyesatkan, bisa membuat orang menjadi atheis.

Budi: Atheis dan non atheis itu suatu pilihan. Filsafat adalah induk dari semua ilmu. Mungkin kalau ga ada filsafat, mungkin yang bisa bertahan hidup hanya petani karena hanya mereka yang bisa makan dari hasil bertani. Dari filsafat, lahir berbagai ilmu, seperti matematika, semua ilmu alam, ilmu sosial, ilmu hukum, dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut akhirnya menciptakan berbagai profesi seperti guru, pengacara, akuntan, banker, petani, supir, dan sebagainya. Dari pekerjaan tersebut, mereka mendapat uang dan dapat membeli semua kebutuhan hidup, misalnya makanan yang asal muasalnya dari petani. Jadi, semua orang dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya.

Badu: Oh begitu, saya pikir filsafat hanya berkaitan dengan menanyakan keberadaan Tuhan dan agama. Saya takut pikiran saya tersesat saja.

Budi: Mungkin itu juga berkaitan dengan profesi. Akan ada banyak pemuka agama, seperti ulama, pendeta, dan biksu. Pasti semuanya menyampaikan kebaikan. Lagipula, Tuhan tidak terlihat saja, ada beberapa kelompok orang yang masing-masing merasa benar masalah agamanya. Saya membayangkan jika Tuhan terlihat dan berbicara masalah kebenaran sedikit saja, mungkin akan ada perbedaan penafsiran, dan masing-masing merasa semakin benar. Kita bisa lihat sekarang orang sembarangan menafsirkan kitab suci demi kepentingan pribadinya.

Badu: Bukannya bagus ya. Jika Tuhan terlihat dan berbicara langsung mengenai kebenaran, kita tidak akan bertengkar dan perang seperti ini? Dan pasti semua orang akan percaya kehidupan akhirat yang kekal.

Budi: Bukankah Tuhan memberi kita penglihatan, pendengaran, akal, dan hati? Tuhan memberi kesempatan kita menggunakan semua itu untuk mengetahui kebenaran yang sejati. Oleh karena itu, Dia tidak perlu menampakkan dirinya.

Badu:Aku semakin bingung. Mengapa Tuhan bisa membiarkan seseorang masuk neraka padahal Dia bisa mencegahnya hanya dengan menampakkan diri dan berkata yang sebenarnya?

Budi:Ya, kamu bisa mencari jawabannya. Setelah tahu jawabannya, kita akan berdiskusi lagi. Ok?

Badu: Sip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline