Lihat ke Halaman Asli

Anirosse

Freelancer

Selamat Tinggal

Diperbarui: 21 Juni 2022   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bulan Oktober aku bertemu dengannya pertama kali, sangat canggung sekaligus malu. Namun semua itu berubah setelah pertemuan kedua kemudian seterusnya. Akan aku ceritakan bagaimana itu bisa terjadi bahkan setelah enam tahun lamanya.

Hari itu adalah yang tersibuk dari semua hari di sepanjang tahun 2016. Aku yang masih kelas satu sekolah menengah kejuruan mendapatkan tugas membuat skenario naskah drama untuk pentas seni kelas.

"Ann, kamu sudah buat naskahnya belum?, Pak Aris kemarin nanyain itu ke aku!" tanya Mona, teman sekelasku yang menjadi pemimpin grup drama kelas sepuluh.

Aku yang belum membuat naskah drama hanya bisa tersenyum kecil kemudian menggelengkan kepala.

"Belum," jawabku singkat.

"Aku tunggu sampai hari Jumat ya, soalnya waktu buat pentas kan sebentar lagi. Kalau misalnya nggak sanggup, cerita aja supaya yang lain bisa gantiin tugas kamu!" tegas Mona.

Aku yang tahu kalau Mona sedang menahan kesal hanya diam kemudian mengangguk tanda setuju.

* * *

Oktober 2016

Pukul satu siang aku bersiap-siap pergi ke warnet. Memakai rok hitam, kaos berwarna hitam, dan jilbab hitam. Jangan kaget, aku memang sangat suka warna hitam bahkan pakaian dalam pun aku selalu memakai warna hitam.

Lima belas menit kemudian aku sampai, aku segera memarkirkan motor di depan warnet. Kesan pertama datang kesana adalah berisik. Banyak anak-anak yang sedang main game sekaligus memainkan musik yang sangat keras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline