Lihat ke Halaman Asli

Gadis Kamboja dalam Tradisi Pingitan Adat Jawa

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

141013714147157339

[caption id="attachment_357858" align="aligncenter" width="525" caption="Lin Halimah dalam Pingitan Ikan Hias Merah"][/caption]

Sumber gambar: dokumen pribadi

Sungguh suatu hal yang mendebarkan bagi siapapun menjelang datangnya sang pasangan pernikahan. Lin pun demikian. Sambil menunggu dalam rindu datangnya pujaan, Lin harus mengikuti tradisi Jawa yang diminta oleh pihak keluarga mempelai pria: dipingit. Sebenarnya tak ada tradisi pingitan dalam adat Kamboja. Tapi, tentu saja menghormati tradisi Jawa, Lin bersedia melakukannya.

Ada perasaan aneh dan sedikit membosankan, itu terjadi pada mulanya di hari pertama. Bayangkan saja, Lin harus diam di dalam rumah sehari penuh dalam kurun waktu tertentu sampai datangnya hari-H yang mebahagiakan. Membosankan sungguh..! Tapi, di hari berikutnya ternyata dalam pingitan Lin oleh orangtua, dengan arahan keluarga mempelai pria, Lin diperlakukan dengan baik, diberi kegiatan yang berguna bahkan banyak diskusi tentang bagaimana menjalani hidup dalam keluarga. diberi pengetahuan tentang sikap menjadi istri dan nasehat-nasehat lainnya.

Berikut adalah sajak yang Lin buat selama dalam pingitan. Apa saja yang Lin rasakan dan lakukan sebagai gadis berkebangsaan Kamboja untuk menyongsong hari kebahagiaan dalam tradisi pingitan adat Jawa, Lin tuangkan secara sederhana saja.

-------

Pernikahanku dengan kekasihku kian menjelang
hatiku pun berbunga-bunga riang senang
menanti detik waktu penuh kebahagian
bersama Kompasianer ikan merah sang pujaan

Tapi, sungguh aku tidak tahu
Jika harus aku diam dalam batas ruang rumah
dalam pengawasan tetua yang tak lengah
memenuhi persyaratan adat Jawa dari calon suamiku

dipingit sebelum menikah memang tradisi
yang katanya tetap hidup hingga jaman kini
gadis sebelum menikah harus dalam perbatasan
bak burung dalam sangkar kurungan

Aku diam tak boleh bertemu kekasihku
dalam hari kurun waktu tertentu
sebelum dia bersanding di sisiku
disahkan menjadi belahan jiwaku

namun aku diperlakukan dalam perawatan
bertabur mandi wewangian
badanku pun nyaman dalam pijatan
aku harus menjaga keimanan dan kesehatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline