[caption id="attachment_363488" align="aligncenter" width="513" caption="Status di Dinding Facebook: "][/caption]
"Papa dan Mama sudah ingin menggendong cucu darimu dan suamimu, Lin" begitu permintaan orang tua Lin pada saat Lin dalam pingitan menjelang pernikahan. Permintaan yang sama juga datang dari mertua Lin, ibunda Mas Wahyu. "Ibu ingin kamu pulang bawa istri dan cucu yang montok buat Ibu..!" demikian Ibu dari Indonesia saat berbicara dengan Mas Wahyu di telepon beberapa saat setelah ijab qabul selesai . Lin mendengar permintaan itu karena speaker mode on ketika Mas Wahyu mengabarkan bahwa ijab qabul kami sudah dilakukan dengan sukses. Setelah pembicaraan itu, kami saling berpandangan bahagia dengan senyum mengembang. Tugas menanti dari kedua keluarga: memenuhi permintaan "memproduksi" cucu. "Duuhh," keluhku yang bahagia kali ini.
-------
"Lin ingin bayi laki-laki, Mas," kataku lirih suatu malam dalam suasana bulan madu. Yang kupanggil Mas diam saja, kemudian terdengar suara yang juga lirih di telinga Lin, "let's work to get your wish, then let's God to decide." Suara lirih dengan hembusan nafas itu terasa hangat yang mendirikan bulu lembut di sekitar kepala Lin. Lin memahami kalimat itu. Lalu kami pun terlibat dalam indahnya cinta.
-------
"Coba kamu tanya pengalaman teman-teman, Lin," kata Mas dua jam kemudian sambil membelai rambut Lin dengan lembut. "Maksudmu Mas?" tanya Lin yang berbaring di sebelahnya dengan tetap menyandarkan kepala di dada Mas. "Itu keinginanmu: bayi laki-laki." Lin mengerti akhirnya. "Bikin saja status di FB kalau kamu malu bertanya langsung sama teman-temanmu. Bagaimana caranya mendapatkan bayi laki-laki." Jelas Mas.
"Hihihi...," Lin terkekeh lirih. Mengerti. Lin pun meraih laptop Lin. Pasang modem. Turn on. Lin mengikuti saran Mas Wahyu, beberapa saat Lin sudah tulis status di dinding FB Lin.
"Ingin Bayi Laki-laki"
Sekejap bayangan keinginan lewat dalam pikiran: ingin punya anak laki-laki untuk anak pertama. Semoga keinginan terkabul. Mas Cinta .... #TigaEmoticonCinta
Jam dinding menunjukkan waktu untuk segera tidur. Mas segera meraih kembali Lin. Kami pun kembali tenggelam dalam lautan cinta. Entah berapa lama. Yang jelas Lin terbangun sudah pukul 4 pagi. Lin pun tahu Mas sudah di kamar mandi. Lin segera mandi setelah Mas mandi. Kemudian kami shalat bersama. Terus kesibukan rutin.
-------