Lihat ke Halaman Asli

Demi Sejumput Beras

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban umat muslim jelang hari raya ‘Idul Fitri. Selain sebagai ritual ibadah, zakat fitrah menjadi cerminan kepedulian kepada sesama.

Kewajiban zakat fitrah ditujukan bagi seluruh umat muslim. Asalkan mampu mengeluarkan 2,5 kg beras (bahan makanan pokok), seorang muslim wajib mengeluarkan zakat. Tak peduli apapun jabatan yang dipangkunya. Zakat yang dikeluarkan kemudian diberikan kepada pihak yang berhak mendapatkannya, terutama kaum miskin.

Menyadari besarnya manfaat zakat fitrah bagi umat, para PNS (Pegawai Negeri Sipil) kota Solo turut berhimpun. Walhasil, sebanyak 12.875 paket beras berhasil dikumpulkan dari kocek para PNS kota Solo. Acara pendistribusiannya pun telah dilangsungkan Kamis (25/8) lalu, bertempat di Pendapi Gede Balaikota Solo.

Sejak Kamis pagi, ribuan warga tumpah ruah di Balaikota Solo. Mereka rela berdesak-desakan selama berjam-jam hanya demi mendapatkan paket beras zakat fitrah. Bahkan ada pula warga yang nekat membawa serta buah hatinya yang masih kecil. Sungguh perjuangan yang berat. Di tengah antrean nan panjang itu sempat pula terjadi kericuhan kecil antara warga dan Satpol PP. Penyebabnya adalah seorang warga yang nekat mengambil paket zakat fitrah dua kali.

Menjelang Lebaran nan fitri, fenomena ini sungguh memilukan. Di hari yang seharusnya dirayakan penuh kemenangan oleh seluruh umat, ternyata masih banyak saudara kita yang mesti berjuang mempertaruhkan nyawa demi sejumput beras. Masih banyak saudara kita yang hidup serba kekurangan di tengah gegap-gempita momen ‘Idul Fitri.

Hendaknya kepedulian kepada sesama tidak hanya ditunjukkan di kala momen Ramadhan dan Lebaran. Kepedulian kepada sesama seharusnya menjadi budaya di kalangan kita, kapan pun dan di mana pun. Dengan jalinan kepedulian yang tinggi, maka bangsa ini akan semakin kokoh berdiri di tengah hiruk-pikuk dunia.

Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline